
'Hantu' Baru Ancam Eropa, Apa Dampaknya ke Harga Batu Bara?

Ledakan tambang di wilayah China Inner Mongolia pada pekan lalu menewaskan enam orang dan masih ada 49 orang yang dinyatakan hilang.
Ledakan tersebut menambah jumlah kecelakaan di pusat pertambangan batu bara Tiongkok.
Badan Keselamatan Pertambangan Nasional China (NMSA) menyebut jumlah kecelakaan pada 2022 mencapai 168, melonjak dibandingkan yang tercatat pada 2021 (91).
Korban tewas bahkan melonjak enam kali lipat yakni sebanyak 245 orang pada 2022.
Meningkatnya kecelakaan ini berbarengan dengan upaya gencar pemerintah China untuk melipatgandakan jumlah produksi.
Tiongkok menaikkan target produksi hingga 9% pada tahun lalu menjadi 4,5 miliar ton.
Pintu tambang di Inner Mongolia yang mengalami kecelakaan sebenarnya sudah ditutup. Namun, kembali dibuka pada April 2201 menyusul kembali melonjaknya harga batu bara.
Kembali terjadinya kecelakaan ini membuat banyak pihak yang meminta NMSA untuk meningkatkan keselamatan pekerja.
"Memperbaiki keamanan penambangan seperti mendorong batu besar ke atas bukit dengan melewati banyak rintangan. Namun, kami harus memastikan pasokan dan keamanan saling berjalan," tutur NMSA, dikutip dari Reuters.
Inner Mongolia bersama Shanxi adalah dua wilayah di China yang menjadi pusat pertambangan batu bara. Kedua wilayah yang sudah menargetkan kenaikan produksi masing-masing 5% dan 2% pada tahun ini.
Namun, kecelakaan pekan lalu bisa berdampak kepada berkurangnya produksi karena aktivitas di salah satu pertambangan tutup.
Otoritas Inner Mongolia dan Shanxi sudah meminta produsen batu bara untuk meningkatkan keamanan dan meminta otoritas daerah untuk melakukan inspeksi lebih lanjut.
Investigasi lanjutan pada tambang tersebut atau pada tambang lain bisa berdampak ke produksi.
Penutupan pertambangan bahkan sudah membuat batu bara menanjak. Batu bara kokas kontrak Mei pada China's Dalian Commodity Exchange (DCE) naik 2,6% menjadi CNY 2.020,50 yuan ($293,35) per ton pekan lalu.
"Sepertinya inspeksi keamanan akan menjadi ketat," tulis analis Huatai Futures, dikutip dari mining.com.
Peningkatan produksi juga tengah dilaporkan dari India. Negara Bollywood dilaporkan jika 10 blok batu bara kokas yang dilelang pada dua tahun terakhir sudah memulai produksi pada 2025.
India menargetkan produksi batu bara mereka tembus 1,31 miliar ton pada 2024-2025. Produksi batu bara India melonjak 16% pada periode April 2022 -Januari 2024 menjadi 698,25 ton.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(mae/mae)
[Gambas:Video CNBC]