
IHSG Sumringah di Akhir Pekan, Ada Peran AS

Jakarta, CNBC Indonesia - Mengawali perdagangan akhir pekan ini, Jumat (24/2/23), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat 0,29% menjadi 6.859,62.
Pada pukul 09.03, indeks masih bergerak di zona positif terapresiasi 0,42% ke level 6.867,86. Perdagangan menunjukkan terdapat 196 saham naik, 108 saham turun sementara 266 lainnya mendatar.
Perdagangan mencatatkan sebanyak 542 juta saham terlibat dengan nilai perdagangan baru mencapai Rp 371 miliar.
Indeks utama Wall Street menguat di tengah investor yang tetap khawatir akan sikap The Fed yang tetap hawkish.
Salah satu sentimen baik datang dari kinerja bursa acuan Amerika Serikat (AS) yang ditutup bergairah semalam. Pada perdagangan Kamis (23/2/2023) indeks Dow Jones ditutup menguat 0,33% menjadi 33.163,91. Sementara indeks S&P500 naik 0,53% menjadi 4.012,32 dan indeks Nasdaq ditutup di 11.590,4. Naik 0,72%.
The Fed jadi sorotan investasi akhir-akhir ini karena inflasi yang masih di atas target 2%. Pasar tenaga kerja yang sangat ketat jadi penyebabnya, yang terus meningkatkan upah dan harga.
AS berhasil menyerap 517.000 tenaga kerja di luar sektor pertanian, dan tingkat pengangguran turun ke 3,4% (terendah sejak 1969). Namun, rata-rata upah per jam masih tumbuh 4,4% YoY.
Klaim awal pengangguran turun menjadi 192.000, tetapi dalam kondisi perang lawan inflasi, itu menjadi berita buruk karena pasar tenaga kerja yang kuat artinya inflasi sulit turun.
PCE juga turun menjadi 3,7% qoq, tapi masih di atas ekspektasi pasar. PCE menjadi indikator bagi The Fed dalam menentukan sikap moneternya.
Dari dalam negeri, investor asing mencatat jual bersih sebesar Rp240,84 miliar di pasar reguler Indonesia sepanjang tahun 2023, dan IHSG turun 0,16% ytd. Asing melakukan aksi jual bersih selama 5 hari beruntun di Februari.
Ada 2 alasan asing keluar dari pasar saham Indonesia, yaitu valuasi pasar saham yang dinilai sudah premium dan risiko resesi global yang menghantui pasar keuangan.
Menteri Keuangan Indonesia, Sri Mulyani, juga membeberkan bahwa Investor asing masih menahan investasi ke Indonesia sehingga inflow agak seret. Tapi pasar obligasi Indonesia mencatat inflow sebesar Rp 43,9 triliun hingga 20 Februari 2023.
(Muhammad Azwar/ayh)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dua Hari di Zona Merah, IHSG Kembali Menguat