IHSG Perkasa, Emiten Teknologi Kasih Cuan Paling Gede

Muhammad Azwar, CNBC Indonesia
23 February 2023 15:35
Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada penutupan perdagangan Kamis (23/2/23) berakhir di 6.839,45 atau terapresiasi 0,43% secara harian. Kenaikan kali ini sekaligus memutus rantai pelemahan indeks selama tiga hari beruntun.

Menariknya 270 saham melemah, 246 saham mengalami kenaikan dan 198 lainnya stagnan. Perdagangan menunjukkan nilai transaksi sekitar Rp 9,92 triliun dengan melibatkan 14,86 miliar saham.

Hari ini kinerja IHSG relatif konsisten di wilayah positif dari awal transaksi hingga penutupan. Dalam lima hari perdagangan, gap koreksi masih besar yakni 0,82%. Dengan begitu, IHSG belum menorehkan kinerja positif mingguan. Secara year to date (ytd) IHSG melemah 0,16%.

Berdasarkan data dari Bursa Efek Indonesia via Refinitiv, tujuh dari sepuluh sektor positif. Sektor teknologi menjadi yang paling menguntungkan indeks dengan kenaikan sebesar 1,59%. Sementara itu, sektor barang pokok dan konsumen primer menjadi sentimen negatif turun 0,5%.

Kenaikan IHSG hari ini tak bisa dilepaskan dari saham-saham dengan kapitalisasi jumbo dengan kinerja harian yang bergairah. Lima diantaranya termasuk Telkom Indonesia mengangkat indeks paling tinggi sebesar 13,40 indeks poin disusul Bank Rakyat Indonesia sebesar 4,94 indeks. Berikutnya Bank Central Asia dan Bank Mandiri secera bersamaan mendukung IHSG 3,5 indeks poin. Terakhir, Saham Milik Orang Terkaya di Indonesia, Bayan Resources berkontribusi 2,42 indeks poin.

Investor hari ini sedang mencerna hasil notula rapat The Fed yang dirilis pada Kamis dini hari waktu Indonesia.

Dalam notula dijelaskan, pejabat The Fed menyatakan akan ada kenaikan suku bunga lebih lanjut, meski ada tanda-tanda inflasi turun. Beberapa anggota ingin kenaikan setengah poin untuk menurunkan inflasi ke target yang dicanangkan.

Inflasi masih di atas target 2% Fed dan kecepatan kenaikan suku bunga akan terus meningkat pada tiga pertemuan terakhir. Fed meningkatkan suku bunga 25 basis poin dan masih khawatir inflasi tetap menjadi ancaman.

Pasar khawatir jika Fed bergerak terlalu cepat atau jauh, bisa memicu resesi dan Wall Street merosot.

Sementara itu, malam nanti rilis klaim awal pengangguran AS patut ditunggu karena menjadi memiliki pengaruh terhadap kenaikan suku bunga.

Diperkirakan data klaim awal pengangguran pada pekan kemarin sebesar 200.000. Jumlah tersebut naik dari posisi sebelumnya, yakni 194.000.

kompak turun setelah rilis notula rapat bank sentral Amerika Serikat, Federal Reserve/The Fed memberikan sinyal akan ada kenaikan suku bunga demi menurunkan inflasi.

Risalah pertemuan The Fed menunjukkan inflasi tetap "jauh di atas" target bank sentral 2%, menambahkan bahwa pasar tenaga kerja masih "sangat ketat, berkontribusi terhadap tekanan kenaikan terus pada upah dan harga."

CNBC INDONESIA RESEARCH


(Muhammad Azwar/ayh)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dua Hari di Zona Merah, IHSG Kembali Menguat

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular