Fundamental Pundit

Harga DEWA Murah, Meski Masih Rugi di Tengah Pesta Durian RI

, CNBC Indonesia
Kamis, 16/02/2023 13:13 WIB
Foto: Darma Henwa
  • Harga saham DEWA murah PBV di bawah 1
  • DEWA masih merugi kuartal I-III 2022
  • DEWA berupaya ekspansi sebagai kontraktor non batu bara.

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga saham PT Darma Henwa Tbk (DEWA) kembali jatuh ke gocap. Pada penutupan perdagangan, Rabu (15/2/2023), saham DEWA mendarat di Rp 56. Dengan saham beredar 21,85 milyar lembar dan market cap di Rp 1,22 triliun.

Harga saham DEWA terbilang murah dengan PBV 0,31tetapi harganya selalu betah berada di area Rp 50-Rp60. Hal ini dikarenakan PT Darma Henwa Tbk (DEWA) masih terus membukukan rugi sejak kuartal I hingga III 2022.

Lalu seperti apa valuasi lainnya dan kenapa DEWA masih membukukan rugi pada 2022 bahkan ketika 2022 disebut sebagai tahunnya batu bara dan tahun "pesta durian runtuh" bagi batu bara?.


Harga batu bara bahkan memecahkan rekor dua kali di mana rekor tertinggi menembus US$ 463,75 per ton. Mari bahas secara valuasi terlebih dahulu.

Valuasi DEWA

Rasio Keuangan

BV

181.9

PBV

0.31

GPM

0.87%

ROE

-4.45%

ROA

-2%

DER

122.33%

CR

17.67%

Harga Saham per 16/2/2023

56

Pada rasio keuangan DEWA, bisa dilihat memang DEWA termasuk saham yang murah dengan PBV di bawah 1 dimana harga saham per Kamis (16/2/2023) ada di Rp 56 sedangkan harga wajarnya (BV) berada di Rp 181.

Secara Gross Profit Margin (GPM) berada di angka 0,87%. Hal ini bisa dibilang terlalu kecil untuk margin perusahaan kontraktor pertambangan. Berarti selisih antara pendapatan dengan beban pokok langsung hanya untung di bawah 1%.

Jika melihat dari Return on Equity (ROE) cukup buruk, DEWA memiliki ROE minus di angka minus (-) 4,45%. Artinya, kemampuan mengelola modal untuk menghasilkan laba sangat buruk. ROE minus artinya perusahaan tersebut tidak mampu menghasilkan profit sesuai ekspektasi.

Lalu terlihat minus juga terjadi di Return on Asset (ROA) DEWA di angka minus (-) 2%. Berarti kemampuan mengelola aset untuk menghasilkan laba juga cukup buruk. ROA minus menunjukkan total aktiva yang dipergunakan memberikan kerugian.

DER (debt to equity ratio) DEWA juga nampak kurang baik berada di angka 122,33%. Jumlah tersebut di atas rata-rata DER sehat di 100%.

DER yang terlalu tinggi mempunyai dampak buruk terhadap kinerja perusahaan, karena tingkat utang yang semakin tinggi menandakan beban bunga perusahaan akan semakin besar dan mengurangi keuntungan. Sehingga makin besar utang (DER) cenderung menurunkan harga saham.

CR DEWA pun juga kurang baik likuiditasnya berada di angka 17,67%. Hal ini menandakan perusahaan tidak memiliki kas yang cukup baik untuk melunasi utang jangka pendeknya.

Lanjut cek pertumbuhan pendapatan dan laba bersihnya.

Secara kasat mata terlihat bahwa sebenarnya pendapatan DEWA periode kuartal I-III 2021 ke 2022 justru meningkat.

Namun buruknya, justru margin DEWA turun. Hal ini disebabkan sekain tingginya beban pokok penjualan yang tidak bisa mengimbangi pendapatannya, sehingga menggerus margin.

Secara laba bersih pun DEWA merugi selama kuartal I-III 2022 dari 2021. Kerugian disebabkan oleh beban umum dan beban keuangannya tinggi di periode 2022.

Bisnis DEWA

Perseroan terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 26 September 2007 dengan kode saham DEWA.

PT Darma Henwa Tbk (DEWA) adalah perusahaan jasa kontraktor pertambangan umum, yang berdiri pada tahun 1991.

Bidang usaha mereka meliputi jasa penambangan umum, pemeliharaan dan perawatan peralatan, kegiatan usaha penunjang, pembersihan permukaan tanah, dan pemindahan tanah pucuk.

Juga, pemindahan lapisan penutup, penggalian batubara dan mineral lainnya, pengangkutan batubara, rehabilitasi lahan, pengoperasian jasa pelabuhan, dan aktivitas kantor pusat.

Proyek yang dikerjakan untuk pihak berelasi :

  1. PT Kaltim Prima Coal
  2. PT Arutmin Indonesia
  3. PT Cakrawala Langit Sejahtera
  4. PT Batuta Chemical Industrial Park

Apakah DEWA memiliki pesaing yang lebih baik?

Kompetitor DEWA

PT Petrosea Tbk (PTRO) adalah salah satu pesaing DEWA. Mereka adalah satu-satunya perusahaan nasional yang menyediakan jasa pertambangan lengkap di sektor industri batubara, minyak dan gas bumi di Indonesia.

Perusahaan menyediakan multi disiplin rekayasa, jasa konstruksi, contracting, jasa pertambangan, penyediaan perbekalan (logistic) dan peralatan untuk mendukung kegiatan/operasi industri minyak, gas bumi, sektor pertambangan dan pengembangan infrastruktur di dalam wilayah Indonesia maupun di luar wilayah Indonesia.

Mari bandingkan valuasinya.

Rasio Keuangan

DEWA

PTRO

BV

181.9

4,365.06

PBV

0.31

1.19

GPM

0.87%

20.29%

ROE

-4.45%

14.21%

ROA

-2%

7.20%

DER

122.33%

97.03%

CR

17.67%

31.82%

Harga Saham per 16/2/2023

56

5,175

Secara harga kewajaran atau Book Value (BV) DEWA lebih murah dibandingkan PTRO. Harga BV DEWA di Rp181 sedangkan harga sahamnya di Rp56. PTRO dengan BV di Rp 4.365 sedangkan harga sahamnya di Rp5.175.

Otomatis PBV DEWA di bawah 1 sedangkan PTRO di atas 1.

Secara Gross Profit Margin (GPM) PTRO jauh lebih untung di 20,29%, sedangkan margin DEWA hanya 0,87%. Selisih pendapatan dengan beban pokonya PTRO jauh lebih cuan.

Dapat terlihat juga pada Return on Equity (ROE) DEWA cukup buruk dengan memberi angka negatif, sedangkan PTRO di 14,21%. Hal ini menandakan bahwa pengelolaan modal terhadap laba PTRO jauh lebih baik.

Return on Asset (ROA) negatif juga terlihat di DEWA, namun tidak dengan PTRO. Dimana ROA PTRO berada di atas rata-rata ROA yang baik di 7.20%. Kemampuan mengelola aset terhadap labanya PTRO jauh lebih baik.

Secara hutang atau Debt to Equity Ratio (DER), DEWA sudah berada di atas 100%, tidak dengan PTRO. Hal ini menandakan bahwa PTRO lebih sehat dan pembayaran hutang terhadap modalnya lebih baik.

Kemudian secara Cash Ratio (CR) PTRO kembali lebih baik di 31.82%. Meskipun angka ini masih jauh dari 100%, tapi likuiditas PTRO jauh lebih baik dibandingkan DEWA.

Tak lupa, secara dividen PTRO rajin membagikan dividen, sementara DEWA tidak.

Prospek Bisnis

Pada perdagangan Rabu (15/2/2023), harga batu kontrak Maret di pasar ICE Newcastle ditutup di US$ 196 per ton. Harganya menguat 0,77% dibandingkan perdagangan hari sebelumnya.

Kendati menguat tipis, harga batu bara masih bergerak di bawah level US$ 200 atau terendah dalam 13 bulan terakhir

Penurunan harga batu bara ini tidak hanya berimbas kepada produsen batu bara tetapi juga kontraktor pertambangan batu bara seperti DEWA.

Jika harga batu bara terus melandai dan permintaan batu bara lanjut turun maka hal ini dapat mengurangi pendapatan dari DEWA atas jasa kontraktor pertambangan batu bara.

Namun batubara masih cukup prospektif di tahun 2023. Permintaan memang diperkirakan turun, namun harga batubara masih terlampau tinggi dibandingkan rata-rata normalnya di kisaran US$ 90-120 per ton. 

Prospek pasar baru bara pada 2023 diproyeksikan masih cerah mengingat kuatnya permintaan dari Tiongkok dan India. Merujuk S&P Global Commodity Insight, kedua negara ini kemungkinan akan meningkatkan produksi batu bara domestik pada tahun ini.

Dari meningkatnya produksi dan permintaan ini pastinya akan berpengaruh pada kinerja DEWA sebagai kontraktor pertambangan batu bara.

DEWA berupaya ekspansi sebagai kontraktor non batu bara. DEWA juga pernah memiliki proyek jasa penambangan emas dan pengolahan bijih di Garut, Jawa Barat masih terus berjalan.

DEWA juga mengawal proyek penambangan emas dan tembaga di Tombulilato, Blok Sungai Mek, Gorontalo. Di sana, DEWA mengerjakan pembangunan jalan, penambangan, dan reklamasi.

Layak koleksi atau tidak?

Melihat koreksi masih terjadi pada harga batu bara dan permintaan terhadap batu bara belum meningkat. Lebih baik menunggu permintaan kembali naik terhadap batu bara terutama permintaan dari China dan India.

Selain itu menunggu kepastian hasil kuartal IV dari PT Darma Henwa Tbk (DEWA) dengan hasil masih merugi atau sudah berhasil menghasilkan laba.

Sehingga untuk saat ini DEWA belum layak beli. Namun kembali keputusan berada di tangan investor.

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.


(saw/saw)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Produk Unggulan Asuransi 2025 Saat Ekonomi Penuh Tantangan