
Mayday! Mayday! Harga Batu Bara Jatuh ke Bawah US$ 200

Produksi listrik dari tenaga angin di Jerman diperkirakan meningkat hingga 1,7 Giga Watt (GW) menjadi 20,1 GW pada pekan mendatang sementara di Prancis akan meningkat sebesar 200 Mega Watt (MW).
Sebaliknya, permintaan listrik di Jerman diperkirakan melandai sebesar 1,7 GW dan di Prancis turun sekitar 1,6 GW. Faktor-faktor inilah yang membuat harga gas terus turun.
Harga batu bara juga terus melandai karena harga gas. Harga gas alam EU Dutch TTF (EUR) melemah 1,78% sehari kemarin ke posisi 52,73 euro per mega-watt hour (MWh) pada perdagangan kemarin.
Harga gas sudah anjlok 7,6% sepekan dan 42,75% sebulan. Batu bara adalah sumber energi alternatif bagi gas sehingga harganya saling mempengaruhi.
Masih lemahnya permintaan juga ikut menyeret ke bawah harga batu bara. China sebagai motor penggerak utama harga batu bara belum menunjukkan peningkatan impor dalam jumlah besar.
Tiongkok memang dilaporkan sudah membeli pasir hitam dari Australia setelah melarang impor dari negara tersebut pada 2020. Dua kapal pengangkut dikabarkan sudah sampai ke pelabuhan China, dengan salah satunya membawa muatan hingga 73.300 ton.
Namun, permintaan dari dalam belum banyak sehingga pasokan di pelabuhan kini menumpuk.
Dilansir dari Reuters, pasokan batu bara di pelabuhan-pelabuhan utama China mencapai 34,65 juta ton pekan ini, level tertingginya dalam enam bulan terakhir.
Kabar buruk lainnya datang dari Provinsi Hebei. Departemen Lingkungan dan Ekologi Hebei memperkirakan konsumsi batu bara provinsi tersebut akan turun 10% pada 2025 dibandingkan 2020.
CNBC INDONESIA RESEARCH
[email protected]
(mae/mae)
[Gambas:Video CNBC]
