Cadev RI Naik US$ 2,2 Miliar, Ternyata Ditopang Utang Valas!

Market - Hadijah Alaydrus, CNBC Indonesia
07 February 2023 11:20
Logo bank sentral Indonesia, Bank Indonesia, seperti yang terlihat di Jakarta, Indonesia 19 Januari 2017. REUTERS / Fatima El-Kareem Foto: REUTERS / Fatima El-Kareem

Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia mencatatkan pertumbuhan cadangan devisa yang signifikan pada awal Januari 2023. Cadangan devisa (Cadev) naik US$ 2,2 miliar menjadi US$ 139,4 miliar dari posisi pada akhir Desember 2022 sebesar US$ 137,2 miliar.

Bank Indonesia (BI) menegaskan kenaikan cadangan devisa dipengaruhi oleh penerbitan global bond pemerintah serta penerimaan pajak dan jasa.

Seperti diketahui, pemerintah melakukan penerbitan global bond atau surat utang berdenominasi mata uang asing senilai US$ 3 miliar atau setara Rp 44,69 triliun (kurs Rp 14.898). Global bond tersebut diterbitkan dengan tenor 5, 10, dan 30 tahun dengan format SEC-Registered pada 5 Januari 2023.

Penerbitan global bond ini sekaligus bentuk front loading pembiayaan APBN yang dilakukan pemerintah. Skema penarikan utang di awal tahun ini kerap mewarnai pundi-pundi cadangan devisa di awal tahun.

Sementara itu, cadangan devisa ini belum menunjukkan adanya tanda-tanda aliran devisa hasil ekspor dari eksportir. Pasalnya, pemerintah dan Bank Indonesia (BI) hingga saat ini belum merilis revisi Peraturan Pemerintah (PP) No.1 Tahun 2019. Meskipun, Bank Indonesia telah merilis Peraturan Bank Indonesia (PBI) tentang instrumen operasi moneter valas terbaru, pelaksanaannya masih belum ditentukan.

Peraturan yang dimaksud yakni Peraturan Bank Indonesia Nomor 24/18/PBI/2022 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 21/14/PBI/2019 tentang Devisa Hasil Ekspor dan Devisa Pembayaran Impor.

Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman membenarkan bahwa ada penerbitan global bond pada 5 Januari 2023 dalam tiga seri.

"Terdapat tiga seri obligasi global yang diterbitkan pemerintah, yaitu RI0128A dengan tenor 5 tahun, RI0133 dengan tenor 10 tahun, dan RI0153 dengan tenor 30 tahun dengan format SEC-Registered," ungkapnya.

Faisal melihat cadangan devisa akan memadai, sekitar US$ 135 - 145 miliar pada akhir tahun 2023.

Namun, dia menegaskan Bank Mandiri mempertahankan pandangannya bahwa pertumbuhan ekspor dapat mereda karena penurunan harga komoditas, didorong oleh lesunya permintaan global di tengah inflasi yang tinggi dan normalisasi kebijakan moneter yang agresif.

Meskipun diproyeksikan menyusut, surplus perdagangan dapat bertahan lebih lama karena penurunan harga komoditas akan lebih bertahap, berkat pembukaan kembali ekonomi China dan kondisi kawasan Euro yang lebih baik dari perkiraan.

Selanjutnya, dia melihat agenda pemerintah untuk terus melakukan hilirisasi sumber daya alam dapat menarik lebih banyak aliran investasi langsung ke Indonesia.

"Upaya menahan Dana Hasil Ekspor Sumber Daya Alam (DHE), termasuk instrumen Bank Indonesia berupa term deposit valas dari DHE, juga dapat menghambat penempatan aset di luar negeri," kata Faisal.

Dengan demikian, faktor-faktor ini akan memperkaya cadangan devisa Indonesia ke depannya.


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

"Dimakan" Rupiah! Cadangan Devisa RI Turun 7 Bulan


(haa/haa)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading