
Kabar Gembira, Harga Batu Bara Diramal Bangkit Pekan Ini

Harga batu bara diperkirakan juga akan membaik ditopang oleh cuaca di Eropa. Suhu di wilayah bagian barat dan selatan Eropa akan turun signifikan sekitar 8-10 derajat Celcius pada pekan ini.
Italia, Spanyol, dan Yunani adalah beberapa negara yang akan mengalami penurunan suhu. Sebagian Yunani, misalnya, akan bersalju.
Suhu di Spanyol diperkirakan akan turun drastis dari belasan derajat Celcius menjadi di bawa 10 derajat Celcius bahkan di sejumlah wilayah akan bersalju.
Sebagai catatan, sebagian besar suhu di Eropa lebih hangat dibandingkan pada musim-musim dingin sebelumnya pada Januari 2023. Kondisi ini menjaga pasokan gas mereka tetap tinggi di kisaran 70%.
Proyeksi suhu yang lebih dingin di sebagian Eropa sudah membuat harga gas meningkat akhir pekan lalu. Harga gas alam EU Dutch TTF (EUR) menguat 1,49% pada perdagangan terakhir pekan lalu ke 57,89 euro per megawatt-jam (MWh).
Batu bara adalah sumber energi alternatif bagi gas sehingga harganya akan saling terpengaruh.
Harga batu bara juga diharapkan meningkat sejalan peningkatan permintaan dari China. Tiongkok merupakan konsumen dan importir terbesar batu bara di dunia tetapi permintaannya masih lemah hingga saat ini.
Direktur Executive Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) Hendra Sinadia optimis permintaan dari China akan lebih baik dibandingkan pada 2022 siring pelonggaran kebijakan Covid-19 di negara tersebut.
"Tahun 2022 impor Tiongkok berkurang sekitar 20% dibandingkan 2021 akibat kebijakan zero Covid policy. Di 2023 diperkirakan impor Tiongkok akan lebih baik karena ekonomi mereka diproyeksi lebih bagus dibandingkan 2022," tutur Hendra, kepada CNBC Indonesia.
Menurutnya, harga baru bara memang akan melandai pada tahun ini. Namun, harga masih positif untuk kalangan industri. Dalam catatannya, rata-rata harga batu bara acuan (HBA) ada di kisaran US$ 78/ton pada 2019, US$ 58/ton pada 2020, kemudian US$ 121/ton pada 2o21 dan melonjak menjadi US$ 270/ton pada 2022.
"Meski harga trend menurun tapi masih di level positif," imbuhnya.
CNBC INDONESIA RESEARCH
[email protected]
[Gambas:Video CNBC]
