Kabar Baik Bertubi-tubi Dari Dalam Negeri, Rupiah Kuat Lagi!

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
01 February 2023 15:21
Ilustrasi dolar Amerika Serikat (USD). (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)
Foto: Ilustrasi dolar Amerika Serikat (USD). (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah menguat melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Rabu (1/2/2023). Dua data ekonomi yang dirilis dari dalam negeri membuat rupiah perkasa. Meski demikian, penguatan rupiah masih tipis saja, sebab ada bank sentral AS (The Fed) yang akan mengumumkan suku bunga pada Kamis dini hari waktu Indonesia.

Melansir data Refinitiv, rupiah menguat 0,1% di ke Rp 14.970/US$ di pasar spot.

S&P Global pagi ini melaporkan purchasing managers' index (PMI) manufaktur sebesar 51,3 pada Januari, lebih tinggi dari bulan sebelumnya 50,8. Peningkatan laju ekspansi (angka di atas 50), tentunya bisa memberikan sentimen positif ke rupiah. Seperti diketahui, industri pengolahan berkontribusi sekitar 18% terhadap produk domestik bruto (PDB), terbesar berdasarkan lapangan usaha.

Sementara itu, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi tahunan pada Januari 2023 mencapai 5,28% (year-on-year), lebih rendah dari Desember 2022 yang mencapai 5,51%.

Bahkan, laju inflasi tahunan ini jauh menurun dari titik puncak inflasi pada September 2022, sebesar 5,95%.

Inflasi tinggi menjadi momok paling ditakuti banyak negara saat ini, termasuk Indonesia. Namun, data menunjukkan kenaikan harga barang tersebut mulai melandai.

Dengan inflasi yang semakin turun, daya beli masyarakat tentunya akan semakin kuat, yang bisa berdampak positif bag pertumbuhan ekonomi.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Margo Yuwono mengatakan bahwa inflasi tahunan mulai menurun pasca kenaikan harga BBM pada tahun lalu.

"Jadi di Januari ini ada pelemahan secara year-on-year jika dibandingkan kondisi Desember," kata Margo dalam konferensi pers, Rabu (1/2/2023).

Dari catatan CNBC Indonesia, inflasi yang meroket pada September 2022 lalu sempat membuat Presiden Joko Widodo panik, hingga mengerahkan semua pejabat dari pemerintah pusat dan daerah untuk mengurus momok mengerikan ini.

Meski demikian, pelaku pasar juga masih wait and see, sebab bank sentral AS (The Fed) akan mengumumkan suku bunga pada Kamis dini hari waktu Indonesia. Pelaku pasar menanti kepastian apakah The Fed akan menaikkan suku bunga 25 basis poin sesuai ekspektasi, atau tetap 50 basis poin.

Jika The Fed menaikkan 25 basis poin, dan membuka ruang pemangkasan di akhir tahun nanti, rupiah berpeluang menguat lebih jauh. Sebaliknya, jika suku bunga dinaikkan 50 basis poin, rupiah berisiko terpuruk lagi. Itu artinya, The Fed memandang ancaman inflasi masih serius, dan risiko resesi semakin dalam bisa terjadi.

CNBC INDONESIA RESEARCH


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article The Fed Tetap Tegas, Rupiah Tetap Liar!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular