Awal Februari Bursa Asia Cerah, Kabar Baik Buat IHSG

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
Rabu, 01/02/2023 08:59 WIB
Foto: ist

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Asia-Pasifik dibuka menguat pada perdagangan Rabu (1/2/2023), di mana investor masih menantikan rilis berbagai data ekonomi dan keputusan suku bunga terbaru bank sentral Amerika Serikat (AS).

Pada pukul 08:30 WIB, indeks Nikkei 225 Jepang menguat 0,49%, Hang Seng Hong Kong bertambah 0,36%, Shanghai Composite China naik 0,2%, Straits Times Singapura melaju 0,23%, ASX 200 Australia terapresiasi 0,45%, dan KOSPI Korea Selatan melesat 0,86%.

Dari China, data aktivitas manufaktur yang tergambarkan pada purchasing manager's index (PMI) versi Caixin periode Januari 2023 akan dirilis pada hari ini, di mana PMI manufaktur China tersebut diprediksi akan naik menjadi 50, dari sebelumnya pada Desember 2022 di angka 49.


Sebelumnya kemarin, PMI manufaktur versi NBS menunjukkan PMI manufaktur Januari sebesar 50,1, lebih tinggi dari bulan sebelumnya 47. Dengan ini, maka manufaktur China kembali berekspansi, setelah kurang lebih 4 bulan terakhir berkontraksi.

PMI menggunakan angka 50 sebagai ambang batas, di bawahnya adalah kontraksi sementara di atasnya ekspansi.

Kepala ekonom Guotai Junan International Holdings Zhou Hao mengatakan pembukaan kembali aktivitas secara signifikan telah menopang perekonomian, terutama di sektor jasa.

"Saat-saat paling gelap telah berlalu dan pasar siap untuk menyambut pemulihan ekonomi yang cepat di China." kata Hao seperti dikutip Bloomberg.

Di lain sisi, pergerakan bursa Asia-Pasifik pada hari ini cenderung mengikuti bursa saham AS, Wall Street kemarin, yang juga ditutup cerah.

Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup melesat 1,09%, S&P 500 melonjak 1,47%, dan Nasdaq Composite melompat 1,67%.

Wall Street berhasil mengakhiri Januari 2023 dengan kinerja yang positif, sesuai dengan harapan pasar sebelumnya. Selain itu, Wall Street ditutup cerah bergairah setelah beberapa perusahaan merilis kinerja keuangannya pada kuartal IV-2022.

Januari yang solid bisa menjadi pertanda baik bagi pasar dan berpotensi menandakan kenaikan lanjutan di bulan-bulan berikutnya.

Di lain sisi, investor cenderung optimis sebelum keputusan suku bunga terbaru bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) setelah dirilisnya indeks biaya tenaga kerja, yang merupakan ukuran penting dari upah yang diperhatikan oleh The Fed.

Indeks ini menunjukkan kompensasi meningkat 1% pada kuartal IV-2022, di bawah perkiraan 1,1% dari polling Dow Jones. Dengan membaiknya data tersebut maka mereka berharap bahwa The Fed dapat memberi sinyal jeda pengetatan dalam waktu dekat.

Adapun pada hari ini, pertemuan The Fed tengah berlangsung hingga Rabu besok dan hasilnya akan diumumkan pada Rabu siang waktu setempat atau Kamis dini hari waktu Indonesia.

Pasar melihat The Fed akan menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin (bp) saja menjadi 4,5% - 4,75% pada Rabu besok waktu AS, dengan probabilitas nyaris 100%, berdasarkan data dari perangkat FedWatch milik CME Group.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(chd/chd)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Bursa Asia Anjlok Usai Trump Umumkan Tarif Impor Jepang-Korsel