Restrukturisasi Kredit Mandiri Turun, Nasabah Makin Sehat?

teti purwanti, CNBC Indonesia
31 January 2023 21:10
Gedung Bank Mandiri
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Luthfi Rahman

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank BUMN PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) mencatat tren penurunan restrukturisasi kredit terdampak COVID-19, mencapai Rp 35,9 triliun sampai akhir Desember 2022. Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi mengatakan restrukturisasi kredit terdampak COVID-19 juga menunjukkan tren yang melandai seiring dengan momentum pertumbuhan ekonomi.

"Total restrukturisasi kredit terdampak COVID-19 di Bank Mandiri pada 2022 tersebut menurun dibandingkan kondisi akhir 2021 yang mencapai Rp 69,7 triliun," kata Darmawan dalam konferensi pers virtual Paparan Kinerja Kuartal IV 2022 Bank Mandiri di Jakarta, Selasa (31/1/2023).

Sebagai langkah antisipasi potensi penurunan kualitas kredit, Darmawan mengatakan pihaknya terus menjaga pembentukan pencadangan. Per akhir Desember 2022, Bank Mandiri telah membukukan biaya Cadangan Kerugian Penilaian Nilai (CKPN) secara bank only sebesar Rp 10,3 triliun dengan rasio pencadangan atau NPL coverage ratio berada di level yang memadai.

Darmawan juga mengatakan seiring dengan tren positif pada kualitas aset Bank Mandiri juga mendorong efisiensi biaya pencadangan sehingga biaya kredit atau cost of credit (CoC) membaik dari 1,91% ke level 1,21%, terendah dalam beberapa tahun terakhir. Selain itu, rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) Bank Mandiri per akhir 2022 menurun 93 basis poin (bps) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy) ke level 1,88%.

"Performa bisnis yang solid ini juga diimbangi dengan kualitas aset yang mengalami perbaikan secara bank only," ujarnya.

Untuk menjaga kualitas aset, Bank Mandiri melakukan pengelolaan portofolio kredit untuk mengantisipasi potensi penurunan kualitas, termasuk dengan menyediakan pencadangan yang mencukupi.

Meski NPL relatif menurun, bank tersebut tetap melakukan peningkatan rasio pencadangan atau NPL coverage ratio mencapai sebesar 311 persen pada akhir 2022. Dalam menjaga kualitas aset, Bank Mandiri juga telah melakukan pengelolaan portofolio kredit untuk mengantisipasi potensi penurunan kualitas, termasuk dengan menyediakan pencadangan yang mencukupi. Walhasil, meski NPL relatif menurun, perseroan tetap melakukan peningkatan rasio pencadangan atau NPL coverage ratio mencapai sebesar 311% pada akhir tahun 2022.

Mandiri mencatatkan laba bersih sebesar Rp 41,2 triliun di 2022, tumbuh 46,9% secara tahunan (yoy). Hal ini semakin memperkuat permodalan (capital) Bank Mandiri sebagai faktor utama untuk memiliki kemampuan dalam melakukan ekspansi bisnis, terutama mendukung fungsi intermediasi dalam menyalurkan kredit.


(tep/ayh)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kredit Bank Mandiri Rp 1.167 Triliun, Tumbuh 14,28%

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular