Bos BRI Ungkap Faktor Penentu Keberlanjutan Sektor Perbankan

Market - Eqqi Syahputra, CNBC Indonesia

30 January 2023 16:24

Foto: Dok BRI

Jakarta, CNBC Indonesia- Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) Sunarso menyebut bahwa terdapat beberapa hal yang akan mempengaruhi industri perbankan nasional ke depan, mulai dari bonus demografi, praktik Environmental, Social, and Governance (ESG) hingga keberadaan financial technology (fintech).

Hal tersebut disampaikannya dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan DPR RI Komisi XI Jakarta, beberapa waktu lalu.

"Jadi tren jumlah penduduk usia produktif akan meningkat mencapai 64% pada tahun 2030 nanti. Ini sudah barang tentu adalah hal yang positif,"jelasnya dikutip dari siaran pers, Senin (30/1/2023).

Kedua, hal lain yang dapat mempengaruhi keberlanjutan sektor perbankan lanjutnya adalah perubahan perilaku nasabah. Di mana transaksi digital payment ujarnya tercatat telah meningkat lebih dari 30% sedangkan transaksi tunai turun tinggal 10% saja.

Sementara yang ketiga adalah terkait implementasi praktik keuangan berkelanjutan ESG. Menurutnya, concern investor terhadap aspek ESG sangat berpengaruh terhadap perubahan tata kelola dan bisnis perbankan.

Selain itu hal lainnya yang keempat adalah low interest rate environment, yakni tren penurunan credit yield berdampak pada Net Interest Margin (NIM) yang semakin tertekan.

Baca:

Kantor 'Hantu' Gentayangan, Masih Cuan Bangun Gedung Baru?

"Kalau kita lihat di 2020 itu NIM bisa lebih 10%,tapi 2022 ini hanya sekitar 6%. Sehingga saya pikir bank tetap didorong untuk memperluas fungsi intermediasinya karena dalam presentasi NIM-nya itu makin kecil. Kalau mau laba besar, berarti ya harus nyari nasabah sebanyak-banyaknya. Kira-kira begitu gambarannya," urai Sunarso.

Kelima yang tidak kalah penting adalah terkait utilisasi data dan teknologi yang semakin dominan dengan penggunaan data analitik untuk mempercepat proses bisnis kredit underwriting dan marketing.

"Keenam adalah kompetisi antara perbankan dan fintech. Jadi, persaingan yang semakin ketat seiring dengan hadirnya pemain-pemain non-bank seperti fintech dengan berbagai dinamikanya," pungkasnya.