
Mau Harga Batu Bara Naik? Harapannya Cuma pada China & India

Kenaikan permintaan batu bara juga diharapkan datang dari India. Pembangkit listrik di India tengah berjuang untuk mengisi kembali pasokan batu bara.
Pasalnya, konsumsi batu bara lebih cepat daripada kemampuan untuk memenuhi kebutuhan, terutama karena hambatan jaringan rel.
Pasokan batu bara di utilitas India kini kurang dari 12 hari, lebih rendah dibandingkan 18 hari pada 2021.
Pasokan berkurang karena pengiriman batu bara pada Oktober, November, dan Desember 2022 melalui jalur rel berkurang.
"Meskipun pasokan batu bara naik pada kuartal IV tetapi itu tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan listrik yang naik dan bisa berkembang di luar dugaan," tulis Kementerian Listrik India, awal Januari lali, dikutip dari Reuters.
Konsumsi batu bara di pembangkit India lebih tinggi dibandingkan yang datang di mana angkanya diperkirakan mencapai 100.000-200.000 ton per hari. Karena itulah, Kementerian India sudah meminta produsen listrik untuk segera mengimpor batu bara.
Bila permintaan dari India dan China diperkirakan akan membaik maka kondisi sebaliknya terjadi di Eropa.
Permintaan batu bara dari Eropa diperkirakan masih akan melandai sejalan dengan hangatnya cuaca selama musim dingin di sebagian besar Eropa. Kondisi tersebut membuat harga gas jatuh ke level terendahnya dalam 16 bulan terakhir.
Pelemahan harga gas ini berdampak langsung ke harga batu bara karena kedua sumber energi tersebut saling bersaing.
"Permintaan batu bara masih sangat lemah di Eropa di awal tahun ini. Sepertinya harga batu bara dan gas akan menuju ke titk terendah. Pasar energi mungkin akan kolap," tutur salah seorang analis, kepada Montel News.
Penurunan permintaan batu bara terutama terjadi pada batu bara thermal. Namun, permintaan batu bara kokas diperkirakan masih cukup kuat.
Cuaca di barat laut Eropa diperkirakan akan lebih hangat pada pekan ini.Namun, suhu lebih dingin kemungkinan menghampiri UK, Prancis, dan Jerman.
Meski cuaca akan lebih dingin, suhu di Jerman masih lebih hangat dibandingkan periode musim dingin sebelumnya.
Suhu di Hamburg dan Berlin diperkirakan akan 4 derajat Celcius lebih hangat dibandingkan rata-rata tahunannya. Suhu yang lebih hangat ini membuat pasokan gas Eropa masih di atas 80% dari kapasitas.
"Eropa tidak akan kekurangan gas dalam waktu dekat. Pasokan akan aman karena situasi ke depan sepertinya akan terkendali," tutur analis dari BloombergNEF, Stefan Ulrich dan Arun Toora.
Pekan lalu, cuaca di sebagian besar wilayah Eropa lebih dingin dibandingkan proyeksi. Kondisi ini membuat produksi listrik naik sehingga pasokan batu bara sedikit berkurang.
Pasokan batu bara pada pelabuhan ARA (Amsterdam, Rotterdam, Antwerp) turun 2,9% menjadi 6,26 juta ton pada pekan lalu.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(mae/mae)[Gambas:Video CNBC]