Harga Batu Bara Ambruk 11%, Rekor Terburuk Dalam 10 Bulan

Maesaroh, CNBC Indonesia
26 January 2023 06:50
FILE PHOTO: A tug boat pulls a coal barge along the Mahakam River in Samarinda, East Kalimantan province, Indonesia, March 2, 2016. REUTERS/Beawiharta/File Photo
Foto: REUTERS/Beawiharta/File Photo

Jakarta, CNBC Indonesia - Batu bara terus dihantam sentimen negatif hingga harganya jatuh lebih dari 11% kemarin. Penurunan harga sebesar 11% adalah yang terdalam sejak 16 Maret 2022 atau 10 bulan terakhir.

Pada perdagangan Rabu (25/1/2023), harga batu kontrak Februari di pasar ICE Newcastle ditutup di US$ 253,25 per ton. Harganya ambruk 11,06% dibandingkan perdagangan hari sebelumnya.

Harga tersebut adalah yang terendah sejak 1 April 2022 atau dalam sembilan bulan terakhir.  Pelemahan sebesar 11,06% juga menjadi yang terdalam sejak 16 Maret 2022.


Sejak perang Rusia-Ukraina meletus akhir Februari 2022, hanya tiga kali batu bara melemah hingga double digit yakni pada 16 Maret sebesar 15,97%, pada 10 Maret sebesar 13,81%, dan pada 3 Maret sebesar 19,63%.

Semua pelemahan di atas 10% sebelumnya terjadi pada Maret 2022 atau setelah batu bara terbang 46% dan menembus rekor tertinggi pada 2 Maret 2022.

Rekor tersebut kembali pecah pada 5 September yakni di harga US$ 463,75. Jika menghitung dari rekor tertingginya, maka harga batu bara saat ini sudah anjlok 45,3%.

Pelemahan memperpanjang ren negatif pasir hitam menjadi enam hari. Sepanjang enam hari tersebut, harga batu bara sudah jatuh 23%.

Ambruknya harga batu bara disebabkan memadainya pasokan serta melemahnya harga gas.

Dikutip dari Montel News, impor batu bara Eropa diperkirakan akan jatuh pada Januari 2023. Pengiriman batu bara ke pelabuhan utama Eropa Amsterdam, Rotterdam and Antwerp (ARA) diperkirakan hanya mencapai 2,6 juta ton.

Jumlah tersebut ambles 30% (year on year/yoy) dan turun 23% dibandingkan Desember 2022.  Amerika Serikat masih menjadi pemasok terbesar dengan jumlah 1,4 juta ton disusul oleh Kolombia dan Afrika Selatan.

Permintaan dari Eropa diperkirakan masih akan melandai ke depan karena lebih hangatnya cuaca salaam musim dingin, langkah agresif negara Eropa dalam menumpuk pasokan, hingga pasokan gas yang memadai.

Persediaan batu bara di pelabuhan ARA kini menjadi 6 juta ton. Jumlah tersebut tiga kali lipat lebih besar dibanding Januari 2022.

Permintaan juga akan melemah karena Jerman kembali menegaskan komitmennya untuk menghentikan penggunaan batu bara sebelum 2030.

Sementara itu, India dikabarkan akan melipatgandakan produksi batu bara kokas sebelum 2030. India adalah konsumen batu bara terbesar kedua setelah China. Dengan peningkatan produksi maka kekhawatiran pasokan global akan mengendur.

Harga batu bara juga terus melandai karena harga gas. Harga gas alam EU Dutch TTF (EUR) melemah 2,76% sehari kemarin ke posisi 56,66 euro per mega-watt hour (MWh) pada perdagangan kemarin.

Harga tersebut adalah yang terendah sejak Agustus 2021. Batu bara adalah sumber energi alternatif bagi gas sehingga harganya saling mempengaruhi.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(mae/mae)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Wah! Harga Batu Bara Diprediksi Merosot Awal 2023

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular