Harap Bersabar, Tren Penurunan Harga Batu Bara Masih Panjang

Maesaroh, CNBC Indonesia
11 January 2023 06:30
Pekerja melakukan bongkar muat batubara di Terminal Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (6/1/2022). Pemerintah memutuskan untuk menyetop ekspor batu bara pada 1–31 Januari 2022 guna menjamin terpenuhinya pasokan komoditas tersebut untuk pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) milik PLN dan independent power producer (IPP) dalam negeri. Kurangnya pasokan batubara dalam negeri ini akan berdampak kepada lebih dari 10 juta pelanggan PLN, mulai dari masyarakat umum hingga industri, di wilayah Jawa, Madura, Bali (Jamali) dan non-Jamali. (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Pekerja melakukan bongkar muat batubara di Terminal Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (6/1/2022). (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga batu bara terus terpuruk. Pada perdagangan Selasa (10/1/2023), harga batu kontrak Februari di pasar ICE Newcastle ditutup di US$ 361 per ton. Harganya melemah 0,84% dibandingkan perdagangan hari sebelumnya.

Pelemahan ini memperpanjang tren negatif harga batu bara menjadi tiga hari beruntun. Dalam tiga hari terakhir, harga batu bara sudah melemah 2,95%.

Dalam sepekan, harga batu bara masih menguat tipis 0,097% secara poin to point. Dalam sebulan, harga batu bara jeblok 5,5% sementara dalam setahun melesat 112,3%.



Batu bara terus melandai terutama karena memadainya pasokan energi serta faktor teknikal.

Persediaan energi baik gas, batu bara, dan gas alam cair (LNG) meningkat. Tidak hanya itu, pasokan listrik dari sumber energi baru dan terbarukan seperti angin dan air juga meningkat.

Sebaliknya, permintaan energi belum meningkat, terutama di Eropa. Pasalnya, suhu di musim dingin jauh lebih hangat dibandingkan prakiraan awal.

Selain pasokan yang memadai, pelemahan batu bara juga disebabkan oleh faktor teknis. Pekan ini dan pekan lalu masih menjadi awal perdagangan di tahun yang baru sehingga pasar masih sepi.

Faktor lainnya adalah habisnya kontrak batu bara dengan harga tinggi pada akhir tahun dan belum diperbaharui. Pembeli diperkirakan baru akan membeli dalam jumlah besar pada kuartal II dan kini lebih wait and see melihat perkembangan harga batu bara.

"Penawaran diperkirakan akan naik lagi dalam beberapa minggu ke depan dan saat itu kita mungkin mendapat gambaran yang lebih jelas mengenai harga batu bara," tutur Rosalyn Berry, analis dari US Energy Information Administration (EIA), kepada Bloomberg.

Dia menambahkan kenaikan harga kemungkinan baru masih akan sulit menguat.

"Untuk saat ini, sepertinya konsensus pasar masih memperkirakan harga batu bara akan lebih rendah," imbuh Berry.

Kenaikan permintaan ke depan kemungkinan akan datang dari India. Kementerian Kelistrikan mereka sudah meminta utilitas untuk mengimpor 6% dari kebutuhan batu bara mereka sampai September 2023.

Impor harus segera dilakukan untuk mengantisipasi krisis listrik serta naiknya permintaan sejalan dengan pemulihan ekonomi.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(mae/mae)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Wah! Harga Batu Bara Diprediksi Merosot Awal 2023

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular