
Sosok Pendeta Di Balik Merger 10 BPR Terbesar RI

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Modern Multiartha (MMA) mengumumkan akan melakukan merger terhadap 10 bank perkreditan rakyat (BPR) yang di bawah kendalinya. Gebrakan ini selaras dengan langkah Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang sedang mendorong konsolidasi BPR dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS).
Adapun 10 BPR adalah PT BPR Modern Express, PT BPR Irian Sentosa, PT BPR Palu Lokadana Utama, PT BPR Modern Express Jateng, PT BPR Modern Express NTT, PT BPR Modern Express Sultra, PT BPR Modern Express Sulawesi Selatan, PT BPR Modern Express Papua Barat, PT BPR Modern Express Maluku Utara, dan PT BPR Modern Express Sulut. Kesepuluh BPR tersebut tersebar di 10 provinsi yang berbeda.
Semua BPR tersebut akan merger menjadi satu entitas dimana yang akan menerima penggabungan adalah BPR Modern Express. Setelahnya, PT Modern Multiartha akan menjadi pemegang saham pengendali BPR hasil merger ini dengan kepemilikan sebesar 91,4%.
Adapun MMA, sebuah perusahaan nasional dalam bidang usaha Holding Investment yang berdiri pada tahun 1997. Fokus investasi MMA adalah financial services solution (pelayanan solusi finansial), khususnya di industri perbankan dan solusi teknologi perbankan. Founder MMA adalah Bob Sugiarto, Sonny Waplau, dan Robinson Sanjaya.
Sonny Waplau yang juga merupakan komisaris utama, saat ini jugalah seorang pendeta. Ia merupakan gembala dari Gereja Bethel Indonesia (GBI) House of Glory Ambon. Gereja yang ia pimpin itu sudah berdiri lebih dari 4 tahun.
Pria kelahiran Maluku Tengah itu juga pernah menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dari fraksi Demokrat.
Sonny terpilih menjadi anggota komisi V DPR -RI pada periode 2009 - 2014 yang menangani masalah Perhubungan, Telekomunikasi, Pekerjaan Umum, Perumahan Rakyat, Pembangunan Pedesaan dan kawasan tertinggal. Saat ini, dirinya menjabat sebagai founder dan Komisaris Utama di MMA.
(Zefanya Aprilia/ayh)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article 15 Bank Aman, 4 Bank Cemas Menanti Pinangan atau Likuidasi
