
Detik-detik BI Rate, Big Cap Ngamuk, IHSG Balik 6.800 Lagi!

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau menghijau pada perdagangan sesi II Kamis (19/1/2023), jelang rilis Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI).
Per pukul 13:36 WIB, IHSG menguat 0,62% ke posisi 6.807,97. IHSG akhirnya berhasil kembali diperdagangkan di level psikologis 6.800 pada hari ini.
Beberapa saham menjadi penopang IHSG pada perdagangan sesi II hari ini. Berikut saham-saham yang menjadi penopang IHSG.
Emiten | Kode Saham | Indeks Poin | Harga Terakhir | Perubahan Harga |
Astra International | ASII | 8,30 | 5.825 | 3,10% |
Bank Mandiri | BMRI | 7,16 | 9.750 | 2,09% |
Merdeka Copper Gold | MDKA | 3,80 | 4.850 | 3,19% |
United Tractors | UNTR | 2,65 | 25.425 | 2,73% |
Bank Rakyat Indonesia | BBRI | 2,43 | 4.620 | 0,43% |
GoTo Gojek Tokopedia | GOTO | 1,91 | 115 | 0,88% |
Sumber Alfaria Trijaya | AMRT | 0,97 | 2.740 | 0,37% |
Sumber: Refinitiv & RTI
Saham emiten 'raja otomotif' yakni PT Astra International Tbk (ASII) menjadi penopang terbesar IHSG pada sesi II hari ini, yakni mencapai 8,3 indeks poin.
Sedangkan di posisi kedua terdapat saham emiten bank big four yakni PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), yang turut membantu IHSG menguat hingga 7,16 indeks poin.
Sedangkan terakhir, ada saham emiten peritel pemilik waralaba Alfamart yakni PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) yang juga membantu indeks menguat sebesar 0,97 indeks poin.
IHSG mulai berbalik arah ke zona hijau beberapa menit sebelum perdagangan sesi I berakhir. Penguatan IHSG terjadi jelang rilis RDG BI siang hari ini.
BI sudah memulai Rapat Dewan Gubernur (RDG) kemarin, dan hasilnya akan diumumkan siang hari ini. Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia mayoritas memproyeksikan kenaikan suku bunga acuan. Namun yang menarik beberapa memperkirakan bank sentral akan menahan suku bunga acuan.
Dari 13 institusi yang terlibat dalam pembentukan konsensus, 10 lembaga/institusi memperkirakan bank sentral akan mengerek mengerek BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 25 menjadi 5,75%.
Sebanyak tiga institusi/lembaga memproyeksi BI akan menahan suku bunga di level 5,50%.
Sebagai catatan, BI sudah mengerek suku bunga acuan sebesar 200 basis poin pada periode Agustus-Desember 2022 menjadi 5,50%. Suku bunga Deposit Facility sebesar 4,75%, dan suku bunga Lending Facility ada di 6,25%.
BI bahkan secara agresif menaikkan suku bunga sebesar 50 bps selama tiga bulan pada September, Oktober, dan November 2022. Kenaikan suku bunga sebesar 200 bps adalah yang paling agresif sejak 2005.
Ekonom Bank Permata, Josua Pardede mempekirakan BI akan mempertahankan suku bunga acuannya pada level 5,50% pada bulan ini sejalan dengan melandainya inflasi umum dan inti.
Sebagai catatan, inflasi umum tercatat 5,51% (year-on-year/yoy) pada Desember 2022 sementara inflasi inti 3,36% (yoy).
"Selain terkendalinya inflasi, kinerja dolar Amerika Serikat (AS) terhadap mata uang utama, cenderung terkoreksi sehingga mendorong penguatan rupiah," tutur Josua, kepada CNBC Indonesia.
TIM RISET CNBC INDONESIA
Sanggahan: Berita ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli atau menjual saham terkait. Keputusan investasi sepenuhnya ada pada diri anda, dan CNBC Indonesia tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
(chd)