Wall Street Jegal Laju Bursa Asia, Alert Buat IHSG Nih!

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
Rabu, 18/01/2023 08:49 WIB
Foto: ist

Jakarta, CNBC Indonesia - Mayoritas bursa Asia-Pasifik dibuka menguat pada perdagangan Rabu (18/1/2023), di mana investor menanti hasil pertemuan kebijakan moneter bank sentral Jepang (Bank of Japan/BoJ).

Per pukul 08:42 WIB, indeks Nikkei 225 Jepang menguat 0,64%, Shanghai Composite China naik tipis 0,09%, Straits Times Singapura bertambah 0,18%, dan ASX 200 Australia juga naik tipis 0,04%.

Sedangkan indeks Hang Seng Hong Kong melemah 0,52% dan KOSPI Korea Selatan merosot 0,81%.


Dari Jepang, BoJ mengumumkan hasil dari pertemuan kebijakan moneter 2 harinya pada hari ini. Pasar memperkirakan BoJ masih akan mempertahankan kebijakan suku bunga ultra longgarnya yakni di -0,1%.

Namun, ada spekulasi bahwa BoJ dapat membuat penyesuaian lanjutan terhadap kebijakan kontrol kurva imbal hasilnya (yield curve control/YCC), di mana hal ini menjadi tahap pertama dari penghentian stimulus besar-besaran.

BoJ mengejutkan pasar bulan lalu dengan memperlebar batas target yield obligasi pemerintah Jepang (Japan Government Bond/JGB) tenor 10 tahun, dari sebelumnya sebesar 25 basis poin, menjadi 50 basis poin, sebuah langkah yang dilihat investor sebagai awal tindakan untuk kenaikan suku bunga di masa depan.

Tanda-tanda tekanan inflasi yang meluas telah memperkuat ekspektasi bahwa BoJ pada akhirnya akan menormalkan kebijakan moneter.

Bursa Asia-Pasifik yang cenderung menguat terjadi di tengah beragamnya pergerakan bursa saham acuan global yakni bursa saham Amerika Serikat (AS), Wall Street kemarin.

Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup ambles 1,14% dan S&P 500 melemah 0,2%. Namun untuk indeks Nasdaq Composite terpantau naik 0,14%.

Melemahnya mayoritas bursa saham AS dipicu setelah Goldman Sachs melaporkan laba yang turun 6,44%, setelah bank tersebut melaporkan kehilangan pendapatan terburuk dalam satu dekade untuk kuartal keempat 2022.

Hasilnya ditekan oleh penurunan pendapatan perbankan investasi dan manajemen aset. Sementara itu, saingannya Morgan Stanley membukukan angka yang lebih baik dari perkiraan, sebagian berkat rekor pendapatan manajemen kekayaan. Sahamnya melonjak 5,91%.

Hasil tersebut muncul setelah bank besar lainnya seperti JPMorgan dan Citigroup melaporkan hasil kuartalan yang beragam.

Wall Street telah mencatatkan minggu-minggu positif berturut-turut saat memulai tahun baru, tetapi investor masih menimbang berbagai data penting.

"Reli tahun ini dipimpin oleh kualitas rendah dan stok yang sangat pendek. Namun, itu juga menyaksikan pergerakan kuat dalam saham siklis relatif terhadap saham defensif. Langkah ini khususnya meyakinkan investor bahwa mereka kehilangan sesuatu dan harus memposisikan ulang, "kata Wilson kepala strategi ekuitas AS di Morgan Stanley.

Penguatan terjadi setelah mendapat angin segar dari data terkait inflasi. Indeks harga konsumen untuk Desember menunjukkan harga mendingin 0,1% dari bulan sebelumnya, namun harga masih 6,5% lebih tinggi dari bulan yang sama tahun lalu.

Melandainya inflasi ini tentu saja menjadi kabar positif bagi pelaku pasar saham. Dengan inflasi yang terus melandai, bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) diharapkan makin melonggarkan kebijakan moneter mereka.

Berdasarkan perangkat FedWatch milik CME Group pasar melihat The Fed akan menaikkan suku bunga masing-masing 25 basis poin pada Februari dan Maret dengan probabilitas sebesar 94% dan 76%. Dengan proyeksi tersebut, puncak suku bunga The Fed berada di 4,75% - 5%.

Kendati demikian, para pelaku pasar masih menunggu laporan data ekonomi utama yang akan menunjukkan bagaimana keadaan ekonomi AS di tengah kenaikan suku bunga The Fed untuk menjinakkan inflasi.

Fokus investor saat ini mengawal dan menanti rilis laporan keuangan perusahaan saat musim pendapatan dimulai. Emiten perbankan tentu saja menjadi pusat perhatian karena untuk membaca kemungkinan resesi masih ada atau sudah menghilang.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(chd/chd)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Bursa Asia Anjlok Usai Trump Umumkan Tarif Impor Jepang-Korsel