
Saham Bank 'Big Four' Cerah Lagi Nih, Saatnya Serok

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham empat bank raksasa (big four) terpantau menghijau pada perdagangan sesi I Selasa (17/1/2023) dan turut menopang Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Hingga pukul 09:33 WIB, bank big four terpantau ada yang sudah melesat nyaris 2%.
Berikut pergerakan bank big four pada perdagangan sesi I hari ini.
Emiten | Kode Saham | Harga Terakhir | Perubahan Harga |
Bank Mandiri | BMRI | 9.475 | 1,88% |
Bank Negara Indonesia | BBNI | 8.850 | 0,85% |
Bank Central Asia | BBCA | 8.200 | 0,61% |
Bank Rakyat Indonesia | BBRI | 4.540 | 0,44% |
Sumber: RTI
Saham PT Bank Mandiri Tbk (BBNI) kembali menjadi yang paling besar penguatannya pada pagi hari ini, yakni melesat 1,88% ke posisi harga Rp 9.475/unit. Berikutnya ada saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) yang menanjak 0,85%, saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) yang menguat 0,61%, dan terakhir ada saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) yang terapresiasi 0,44%.
Bahkan, saham bank big four juga menjadi penopang IHSG pada pagi hari ini. Saham BMRI menjadi yang paling besar yakni mencapai 7,16 indeks poin, disusul BBCA sebesar 5,38 indeks poin, kemudian BBRI sebesar 2,45 indeks poin, dan terakhir BBNI sebesar 1,91 indeks poin.
Optimisme pasar kembali muncul karena mereka berekspektasi bahwa inflasi di AS akan terus melandai dan membuat bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) merubah sikap hawkish-nya.
Pada pekan lalu, inflasi berdasarkan cosumer price index (CPI) di AS pada Desember 2022 tumbuh 6,5% (year-on-year/yoy), jauh lebih rendah dari sebelumnya 7,1%. CPI tersebut juga menjadi yang terendah sejak Oktober 2021.
CPI inti, yang tidak memasukkan sektor energi dan makanan dalam perhitungan juga turun menjadi 5,7% dari sebelumnya 6%, dan berada di level terendah sejak Desember 2021.
Rilis tersebut membuat pelaku pasar semakin yakin The Fed akan mengendurkan laju kenaikan suku bunganya dan bisa dipangkas lagi pada akhir 2023.
Berdasarkan perangkat FedWatch milik CME Group, pasar melihat The Fed akan menaikkan suku bunga masing-masing 25 basis poin pada Februari dan Maret dengan probabilitas sebesar 94% dan 76%. Dengan proyeksi tersebut, puncak suku bunga The Fed berada di 4,75% - 5%.
Selain itu, perangkat yang sama menunjukkan The Fed diperkirakan akan memangkas suku bunganya sebesar 25 basis poin pada September dengan probabilitas sebesar 34%, begitu juga sebulan setelahnya. Sehingga di akhir tahun pasar melihat suku bunga The Fed berada di 4,25% - 4,5%.
TIM RISET CNBC INDONESIA
Sanggahan: Berita ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli atau menjual saham terkait. Keputusan investasi sepenuhnya ada pada diri anda, dan CNBC Indonesia tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
(chd/chd)