
Umur 35 Punya RS, Harta Putri Martua Sitorus Nyaris Rp 1 T

Jakarta, CNBC Indonesia - Sejumlah taipan terkaya Tanah Air satu per satu mulai menyerahkan estafet kepada generasi selanjutnya, salah satu di antaranya adalah Martua Sitorus, pengusaha kelapa sawit pendiri Wilmar.
Selain bisnis kelapa sawit, gurita bisnis keluarga Martua juga hadir di sejumlah sektor ekonomi dari penyedia layanan kesehatan hingga perusahaan semen. Dalam dua tahun terakhir, ada dua perusahaan milik keluarga Martua Sitorus yang baru mulai melantai di Bursa Efek Indonesia setelah melakukan penawaran publik perdana (IPO).
Kedua perusahaan tersebut adalah perusahaan semen Cemindo Gemilang (CMNT) dan Murni Sadar (MTMH), perusahaan pengelola rumah sakit Murni Teguh.
Menariknya, dalam dua IPO tersebut, nama Martua hanya terdengar sayup-sayup di belakang panggung. Meski tercatat sebagai pemilik manfaat terakhir di salah satu perusahaan, dirinya tidak tercatat sebagai anggota dewan komisaris maupun direksi perusahaan.
Sebaliknya, dalam dua IPO tersebut yang lebih menggema adalah nama anaknya, Jacqueline Sitorus. Wanita muda berusia 35 tahun tersebut diketahui menjadi pemegang saham utama dengan kepemilikan langsung di salah satu perusahaan, dan menjabat sebagai komisaris utama di perusahaan yang lain.
CMNT melaksanakan IPO tahun 2021, dengan Martua tercatat sebagai pengendali dan memiliki saham signifikan atas kepemilikan tidak langsung lewat perusahaan investasi WH Investment Pte Ltd yang menggenggam 87,37% saham CMNT pasca IPO.
Jacqueline juga tercatat sebagai pemegang saham minoritas lewat kepemilikan 50% di PT Gama Group yang memegang 2,59% saham CMNT pasca IPO. Jacqueline bersama Andy Indigo menguasai Gama Group dengan kepemilikan sama rata. Jacqueline juga tercatat merupakan Komisaris Utama CMNT
Sementara itu, di MTMH Jacqueline tidak mengisi jabatan penting - komisaris atau direksi - namun menggenggam secara langsung 21,15% saham pengelola Rumah Sakit Murni Teguh tersebut. Tjhin Ten Chun tercatat sebagai pemilik manfaat terakhir dan memiliki hubungan kekerabatan dengan Jacqueline yang merupakan keponakan dari DR. dr. Mutiara, MHA, MKT, istri Tjhin Ten Chun.
Pada akhir perdagangan Rabu (11/1), saham CMNT memiliki valuasi Rp 15,41 triliun, sedangkan kapitalisasi pasar MTMH senilai Rp 2,89 triliun.
Artinya harta kekayaan Jacqueline lewat kepemilikan di saham CMNT mencapai Rp 611 miliar. Sementara itu lewat kepemilikan tidak langsung di CMNT sebesar 1,29%, kekayaan Jacqueline ditaksir mencapai Rp 200 miliar.
Artinya, kekayaan Jacqueline dari kepemilikan saham di pasar modal nyaris mencapai Rp 1 triliun.
Wanita kelahiran Medan, 1 Agustus 1987 tersebut memulai kariernya sebagai analis di Goldman Sachs tahun 2010, bahkan sebelum memperoleh gelar Sarjana Manajemen Bisnis dari Singapore Management University tahun 2012.
Dirinya sempat mengisi sejumlah posisi direktur di CMNT sebelum akhirnya menjabat sebagai komisaris utama perusahaan. Jacqueline juga tercatat sebagai Deputy Chief Operating Officer (COO) PT Energi Unggul Persada, Non Executive Director Kolos Cement Ltd, Direktur Aastar Trading dan Direktur Chinfon Vietnam Holding Co. Ltd.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(fsd/fsd)