Kode Cuan 2023, Investor Asing Gencar Borong Emiten Emas!

M Malik Haknuh, CNBC Indonesia
Senin, 09/01/2023 07:20 WIB
Foto: Karyawan beraktivitas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (23/11/2022). IHSG ditutup menguat 0,33 persen atau 23,53 poin ke 7.054,12 pada akhir perdagangan, sebanyak 249 saham menguat, 255 saham melemah, dan 199 saham stagnan. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Setelah sekian kali terkoreksi di awal pekan tahun baru 2023, akhirnya pada penutupan perdagangan Jumat (06/01/2022), IHSG berhasil ditutup di zona hijau atau naik 0,46% ke level 6.684,55 dengan nilai transaksi mencapai Rp 9,19 triliun.

Kendati demikian, secara kumulatif di awal pekan ini, IHSG masih mencatatkan performa yang tidak positif dengan penurunan 2,42%, yang diikuti oleh aksi jual bersih asing di pasar saham Indonesia mencapai Rp 1,69 triliun.

Namun di tengah gencarnya asing dalam melepas kepemilikannya di pasar saham Indonesia, secara diam-diam asing ternyata terus mengakumulasi saham-saham emiten produsen 'emas' di awal pekan 2023 ini.


Bukan tanpa alasan, rata-rata analis yang memproyeksikan harga emas dapat terus melambung di tengah bayang-bayang resesi dunia, membuat investor asing bahkan domestik tertarik memasukkan dananya ke perusahaan-perusahaan produsen emas.

Di antara jajaran emiten produsen 'emas' yang dilirik asing, adalah emiten milik menteri pariwisata Sandiaga Uno yaitu PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA), asing melakukan beli bersih MDKA sebanyak Rp 160,96 miliar di seluruh pasar, harga saham MDKA pun terpantau terus mengalami kenaikan di awal pekan ini mencapai 4,13%.

Tak hanya MDKA, asing pun ikut melirik produsen emas milik BUMN yaitu PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), dengan melakukan net buy senilai Rp 77,71 miliar, namun hal ini belum mampu membawa saham ANTM ke zona hijau sejauh ini, yang mana saham ANTM masih stagnan di level 1.985 secara year-to-date.

TIM RISET CNBC INDONESIA 

Sanggahan: Berita ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli atau menjual aset terkait. Keputusan investasi sepenuhnya ada pada diri anda, dan CNBC Indonesia tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.


(pap/pap)
Saksikan video di bawah ini:

Ramal Nasib Rupiah-Pasar SBN Saat Perang Memanas & Bunga Ditahan