Awas Profit Taking Berlanjut, IHSG Bisa ke Bawah 6.800

Jakarta, CNBC Indonesia - Sempat menguat mendekati 6.900, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berbalik melemah di akhir perdagangan sesi I Kamis (30/3/2023). Aksi profit taking membuat IHSG melemah 0,23% ke 8.823,94.

Maklum saja, dalam beberapa hari terakhir IHSG menguat tajam hingga menyentuh level terkuat sejak awal Maret.

Sebanyak 271 saham turun, 242 saham naik sementara 189 lainnya mendatar alias tidak berubah. Hingga istirahat siang, nilai transaksi mencapai sekitar Rp 5,5 triliun dengan melibatkan 11,4 miliar saham yang berpindah tangan sebanyak satu juta kali.

Aksi profit taking kemungkinan akan berlanjut di sesi II yang berisiko membawa IHSG turun lebih dalam.

Baca: "Berkah" SVB Kolaps, Duit Rp 10 Triliun Masuk ke RI

Secara teknikal dilihat pada grafik harian, IHSG membentuk pola Double Bottom, yang menjadi sinyal pembalikan arah. Ke depannya, IHSG bisa terus menguat tetapi harus mampu menembus konsisten di atas Neckline pola tersebut di kisaran 6.950.

Grafik: IHSG Harian Foto: Refinitiv

Sebelum mencapai Neckline, IHSG perlu melewati 6.850 yang merupakan rerata pergerakan 100 hari (moving average 50/MA 50) dan menjadi resisten terdekat.

Penembusan konsisten ke atas level tersebut akan membawa IHSG ke 6.900 atau lebih tinggi lagi.

Namun, melihat indikator Stochastic pada grafik 1 jam mulai keluar dari wilayah jenuh beli (overbought), risiko berlanjutnya koreksi IHSG masih cukup besar.

Grafik: IHSG 1 Jam Foto: Refinitiv

Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.

Support terdekat berada di 6.800, yang akan menahan penurunan IHSG. Tetapi jika ditembus dengan konsisten, IHSG berisiko turun lebih jauh ke 6.770 - 6.760.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dua Hari di Zona Merah, IHSG Kembali Menguat