
Bagaimana Dampak Resesi Menjalar dari Eropa ke Kantong Anda?

Investasi juga diperkirakan akan terganggu sejalan dengan melandainya ekonomi global. Resesi juga akan menekan tingkat kepercayaan diri investor untuk menanamkan modal.
Tidak hanya itu, resesi juga akan meningkatkan risiko ongkos biaya sehingga investasi bisa berkurang.
Sektor yang masih prospektif untuk tahun ini di antaranya adalah telekomunikasi, jasa kesehatan, dan hilirisasi manufaktur. Sektor yang tahan terhadap guncangan adalah makanan dan minuman serta utilities.
Sektor yang bisa terimbas oleh kenaikan biaya adalah semen, pupuk, bahan bangunan, farmasi, hingga petrokimia.
Sementara itu, sektor yang akan mengalami penurunan permintaan adalah batu bara, minyak sawit serta yang berorientasi ekspor seperti alas kaki dan furniture.
Dari sisi konsumsi, resesi bisa menekan permintaan karena ekonomi melandai. Kekhawatiran ini terutama terjadi di wilayah-wilayah yang mengandalkan komoditas sebagai sumber pendapatan, seperti Kalimantan dan Sulawesi.
Resesi tidak hanya mengancam Indonesia lewat jalur makro ekonomi seperti pertumbuhan, investasi, dan konsumsi.
Dampak resesi juga akan menjalar ke perekonomian Indonesia melalui sektor perbankan. Likuiditas perbankan dikhawatirkan berkurang karena kebijakan moneter ketat di tingkat global dan perlambatan ekonomi.
"Hati-hati terhadap kinerja perbankan global dan dampaknya ke perbankan domestik yang mungkin terekspos oleh utang dan transaksi keuangan," ujar Bank Mandiri.
Dampak resesi juga akan menjalar ke pasar keuangan domestik, termasuk saham dan rupiah. Menurut Bank Mandiri, ada ancaman risk-off di pasar emerging market dan depresiasi nilai tukar mata uang global.
"Sentimen risk-off akan memberikan tekanan berupa meningkatnya yield bond, harga saham yang lebih rendah, dan melemahnya rupiah," tulis Bank Mandiri.
Melamahnya nilai tukar terjadi karena derasnya capital outflow. Rupiah sendiri sudah ambruk sejak September 2022 dan menyentuh ke level US$ 15.000 per US$ 1.
Pelemahan rupiah tidak hanya akan membebani pengusaha tetapi juga warga Indonesia pada umumnya. Pasalnya, barang modal dan bahan baku perusahaan Indonesia banyak dibeli dari luar negeri.
Pelemahan rupiah juga akan membuat barang impor konsumsi semakin mahal mulai dari handphone, netbook, kedelai, hingga fashion.
TIM RISET CNBC INDONESIA
[Gambas:Video CNBC]