Analisis Teknikal

Perdagangan Perdana IHSG di 2023, Ini Bocoran Arahnya!

Putra, CNBC Indonesia
02 January 2023 06:43
Karyawan melintas di samping layar elektronik yang menunjukkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (11/10/2022). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Karyawan melintas di samping layar elektronik yang menunjukkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (11/10/2022). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar saham Indonesia mengakhiri tahun 2022 ditutup di zona merah. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di penghujung tahun ini level turun 0,14% atau 9,4 poin di level 6.850,61.

Sepanjang tahun 2022 hanya tumbuh 4,09%. Capaian tersebut lebih rendah dibandingkan tahun 2021 yang mampu tumbuh sebesar 10%. Meskipun demikian kinerja IHSG yang tetap menghijau patut diapresiasi mengingat kondisi pasar modal global yang sedang kurang kondusif.

Direktur Bursa Efek Indonesia (BEI) Iman Rachman mengungkapkan IHSG tercatat tumbuh dan kapitalisasis lebih dari 15% USD 600 miliar. Iklim investasi terjaga dan aktivitas nilai transaksi perdagangan tumbuh 10%.

"Alhamdulilah kami bisa melalui tahun ini dengan sangat baik, meski seknario kompolek dan penuh tantangan," ujarnya di gedung BEI Jakarta, Jumat (31/12/2022).

Bagaimana arah pergerakan IHSG di perdagangan pertama tahun 2023?

Analisis Teknikal

TeknikalFoto: Teknikal
Teknikal

Pergerakan IHSG dianalisis berdasarkan periode waktu harian (daily) dan menggunakan indikator Boillinger Band (BB) untuk menentukan area batas atas (resistance) dan batas bawah (support).

Jika melihat level penutupan IHSG dan indikator BB akhir kemarin, indeks bergerak mendekati batas tengah BB 6.822.

Pergerakan IHSG juga dilihat dengan indikator teknikal lain yaitu Relative Strength Index (RSI) yang mengukur momentum.

Perlu diketahui, RSI merupakan indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu.

Indikator RSI berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20. Posisi RSI turun ke 47 yang belum memberikan sinyal jenuh beli ataupun jual.

Dilihat dari indikator lain yaitu Moving Average Convergence Divergence (MACD), garis MA 12 masih tetap berada di atas MA 26 meski bar histogram mengalami penurunan.

Kecenderungan IHSG masih menyamping asalkan IHSG masih bisa bertahan di atas 6.822, maka indeks cenderung aman. Namun jika drop ke bawah level tersebut waspadai IHSG akan menguji level psikologis 6.800.


(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dua Hari di Zona Merah, IHSG Kembali Menguat

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular