Review Setahun

Derita Pasar Minyak: Dari Cuan 78% Hanya Sisa 10% Saja

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
01 January 2023 10:30
Ilustrasi: Minyak mengalir keluar dari semburan dari sumur 1859 asli Edwin Drake yang meluncurkan industri perminyakan modern di Museum dan Taman Drake Well di Titusville, Pennsylvania AS, 5 Oktober 2017. REUTERS / Brendan McDermid / File Foto
Foto: Ilustrasi: Minyak mengalir keluar dari semburan dari sumur 1859 asli Edwin Drake yang meluncurkan industri perminyakan modern di Museum dan Taman Drake Well di Titusville, Pennsylvania AS, 5 Oktober 2017. REUTERS / Brendan McDermid / File Foto

Namun prediksi di awal tahun tak terwujud, harga minyak malah jatuh ke US$70-an per barel. Tepatnya pada Senin (9/12/2022) harnaya minyak mentah Brent tercatat US$76,10 per barel, sedangkan WTI di US$71,02 per barel.

Harga minyak mentah takluk akan ancaman resesi dunia pada 2023. Tren kenaikan suku bunga acuan oleh para bank sentral di dunia membuat ancaman resesi kian nyata.

Kenaikan suku bunga membuat biaya modal dari hutang akan meningkat sehingga membuat roda ekonomi terhenti sehingga resesi pun menghantui. Pada saat kondisi tersebut, permintaan akan minyak mentah akan menyusut.

Amerika Serikat (AS) sebagai negara dengan perekonomian terbesar di dunia bahkan diramal akan jatuh ke jurang resesi dengan probabilitas lebih dari 60%.

Isu perlambatan ekonomi bahkan ancaman resesi membuat pelaku pasar khawatir terhadap prospek permintaan minyak yang bakal menurun, karena si emas hitam menjadi input penting dalam aktivitas ekonomi.

Di sisi lain, minyak mentah dunia juga masih dihantui oleh angka kasus Covi-19 di China yang meledak. Membuat pemerintah setempat memberlakukan strategi Zero Covid, yakni pembatasan ketat di suatu wilayah saat ada lonjakan kasus infeksi baru.

Prospek ekonomi China menjadi tidak pasti dan berdampak terhadap harga minyak mentah dunia. Wajar, sebab China adalah konsumen terbesar kedua dunia. Menurut data BP Statistic pada 2021 konsumsi China mencapai 15,4 juta barel per hari atau 16,4% konsumsi dunia.

 

TIM RISET CNBC INDONESIA

 

(ras/ras)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular