Seramnya Hantu Covid China, Harga Minyak pun Tumbang 1% Lebih
Jakarta, CNBC Indonesia - China mengalami lonjakan kasus baru Covid-19membuat para pelaku pasar khawatir akan diberlakukan kembali kebijakan pengetatan yang membuat permintaan minyak menyusut. Harga minyak dunia pun anjlok.
Pada perdagangan Rabu (28/12/2022) harga minyak Brent tercatat US$83,26 per barel, turun 1,3% dibandingkan posisi sebelumnya. Sementara jenis light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) turun 0,7% ke US$78,96 per barel.
China mengatakan akan melonggarkan wisatawan untuk tidak melakukan karantina pada 8 Januari, ini merupakan langkah besar menuju pelonggaran pembatasan. Namun, rumah sakit China berada di bawah tekanan karena lonjakan kasus baru Covid-19.
Pasar minyak juga diterpa ekspektasi kenaikan suku bunga lagi di Amerika Serikat, karena Federal Reserve AS mencoba membatasi kenaikan harga di pasar tenaga kerja yang ketat.
Pelaku pasar mencatat bahwa volume perdagangan minggu ini diperkirakan akan lebih rendah dari biasanya menjelang akhir tahun, sehingga akan menciptakan lebih banyak volatilitas harga minyak.
"Menurut saya suasana risk-off secara umum telah membebani harga minyak, di pasar dengan likuiditas yang tipis," kata analis UBS Giovanni Staunovo.
Craig Erlam, analis pasar senior di OANDA, melihat rebound yang kuat selama beberapa minggu terakhir dan itu sedikit berkurang hari ini tetapi narasinya tetap tidak berubah bahwa minyak masih akan menguat.
"Tahun depan membawa ketidakpastian yang sangat besar dan banyak potensi risiko kenaikan harga dari China yang dibuka kembali untuk menurunkan produksi Rusia dan pemotongan OPEC+ lebih lanjut," kata Erlam.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ras/ras)