Kabar Baik Dari China Bikin Rupiah Liar Lagi!
Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah menguat tipis melawan dolar Amerika Serikat (AS) di awal perdagangan Rabu (28/12/2022). Meski demikian, sepinya perdagangan menjelang pergantian tahun bisa membuat rupiah bergerak liar seperti Selasa kemarin.
Melansir data Refinitiv, rupiah membuka perdagangan dengan menguat 0,03% ke Rp 15.655/US$. Apresiasi sempat bertambah hingga 0,38% sebelum berbalik melemah 0,06% ke Rp 15.670/US$.
Hal yang sama juga terjadi kemarin, rupiah sempat menguat cukup tajam, sayangnya rupiah berakhir melemah 0,19% ke Rp 15.660/US$.
Sepinya perdagangan terlihat dari transaksi di Bursa Efek Indonesia (BEI). Di awal pekan, nilai transaksi di pasar saham hanya sebesar Rp 6,4 triliun. Ini menjadi transaksi terendah di sepanjang bulan Desember. Kemudian kemarin nilai transaksi tercatat sebesar Rp 8,5 triliun, meski naik tetapi masih jauh di bawah rata-rata tahun ini sekitar Rp 14 triliun.
Meski demikian, hari ini rupiah punya peluang menguat merespon kabar baik dari China.
China terus melonggarkan kebijakan Covid-19 nya. China kini tidak mengharuskan pendatang untuk melakukan karantina.Pelonggaran demi pelonggaran diharapkan bisa semakin membangkitkan ekonomi Beijing.
Sebagai negara dengan nilai perekonomian terbesar kedua di dunia, dan pasar ekspor terbesar Indonesia, kabar baik dari China tentunya bisa memberikan dampak positif ke rupiah.
Selain itu, investi asing yang mulai masuk lagi ke pasar obligasi bisa menjadi tenaga bagi rupiah untuk menguat.
Berdasarkan data dari Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR), sejak November hingga 23 Desember ada capital inflow nyaris Rp 50 triliun di pasar Surat Berharga Negara (SBN).
Ekonom PT Bank Mandiri Tbk. Faisal Rachman mengungkapkan kemungkinan adanya capital inflow terbuka lebar,karena kenaikan suku bunga bank-bank sentral dunia sudah mulai melandai. Artinya, tren kenaikan sudah akan mendekati puncak.
"Di sisi lain, kondisi fiskal kita cukup baik dimana defisit terhadap GDP (produk domestik bruto/PDB) tercatat kecil, dan ekonomi kita mencatat kinerja yang baik. Jadi kami melihat inflow pada pasar SBN masih dapat terus berlanjut," ungkapnya kepada CNBC Indonesia, Senin (19/12/2022).
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)