
Kabar Baik Dari China Bisa Bikin Rupiah Perkasa?

Jakarta, CNBC Indonesia - Sepinya perdagangan menjelang pergantian tahun membuat rupiah bergerak liar melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Selasa kemarin.
Sempat menguat cukup tajam, sayangnya rupiah berakhir melemah 0,19% ke Rp 15.660/US$. Pergerakan liar masih bisa terjadi pada perdagangan Rabu (28/12/2022), tetapi rupiah punya peluang menguat merespon kabar baik dari China.
China terus melonggarkan kebijakan Covid-19 nya. China kini tidak mengharuskan pendatang untuk melakukan karantina.Pelonggaran demi pelonggaran diharapkan bisa semakin membangkitkan ekonomi Beijing.
Sebagai negara dengan nilai perekonomian terbesar kedua di dunia, dan pasar ekspor terbesar Indonesia, kabar baik dari China tentunya bisa memberikan dampak positif ke rupiah.
Secara teknikal, rupiah masih tertahan di atas Rp 15.450/US$, yang akan menjadi kunci pergerakan.
Level tersebut merupakan Fibonacci Retracement 38,2%, yang ditarik dari titik terendah 24 Januari 2020 di Rp 13.565/US$ dan tertinggi 23 Maret 2020 di Rp 16.620/US$.
Rupiah yang disimbolkan USD/IDR juga kembali ke atas rerata pergerakan 50 hari (moving average 50/MA 50) yang tentunya memberikan tekanan lebih besar.
Indikator Stochastic pada grafik harian bergerak turun setelah mendekati wilayah jenuh beli (overbought).
![]() Foto: Refinitiv |
Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.
Support terdekat berada di kisaran Rp 15.640/US$. Jika ditembus, rupiah berpeluang menguat menuju Rp 15.610/US$ - Rp 15.600/US$
Sebaliknya resisten berada di kisaran Rp 15.680/US$ yang bisa menjadi penahan pelemahan rupiah. Namun jika ditembus, rupiah berisiko melemah ke Rp 15.700/US$ atau lebih tinggi lagi.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kabar Dari China Bakal Hadang Rupiah ke Bawah Rp 15.000/US$?
