
Terimakasih Xi Jinping! Harga CPO Ngegas Lagi

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak kelapa sawit (Crude Palm Oil/CPO) di Bursa Malaysia Exchange naik di sesi awal perdagangan Rabu (28/12/2022), melanjutkan reli tajamnya sejak kemarin.
Melansir Refinitiv, harga CPO pada sesi awal perdagangan menguat 0,44% ke MYR 4.118/ton pada pukul 08:44 WIB.
Dalam sepekan, harga CPO melesat 3,99% secara point-to-point/ptp. Sedangkan, ambruk 2,39% dalam sebulan dan masih drop 12,29% secara tahunan.
Pada perdagangan Selasa (27/12/2022), harga CPO berakhir melesat tajam 7,15% menjadi MYR 4.104/ton (US$ 928,51/ton) dan menjadi lonjakan harian terbesar selama tiga bulan karena China mengindikasikan akan memudahkan akses masuk bagi wisatawan, mencerminkan adanya pelonggaran terkait kebijakan zero covid.
Komisi Kesehatan Nasional pada awal pekan ini mengatakan akan berhenti mewajibkan para wisatawan untuk melakukan karantina mulai 8 Januari 2023.
Maklum saja, China merupakan negara importir terbesar bagi komoditas minyak nabati, sehingga sentimen pelonggaran zero covid dapat menjadi angin segar.
Setelah pengumuman tersebut harga minyak saingan juga meroket. Harga minyak kedelai di Dalian melonjak 4,4% sedangkan di Chicago Board of Trade (CBOT) ditutup untuk hari Natal.
Laju harga CPO kerap dipengaruhi oleh naik turunnya harga minyak saingan, maka ketika harga minyak kedelai meroket, harga CPO pun dapat naik. Hal tersebut karena mereka bersaing untuk mendapat bagian di pasar minyak nabati global.
Sementara dari dalam negeri, Indonesia berencana untuk menetapkan harga referensi CPO periode 1-15 Januari 2023 sebesar US$ 858,96/ton, hal tersebut di umumkan oleh Wakil Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Musdhalifah Machmud kepada Reuters.
Fitch Ratings memprediksikan bahwa harga CPO pada 2023 akan diperdagangkan pada rata-rata US$ 850/ton, lebih rendah dari rata-rata tahun ini US$ 1.175/ton.
Namun,pada kuartal pertama tahun depan, harga masih akan berada di atas level US$ 900/ton karena prospek permintaan CPO naik untuk bahan baku biodiesel di Indonesia. Pada kuartal II-2023, pasokan diprediksikan akan naik karena Malaysia mulai dapat menyelesaikan masalah kekurangan tenaga kerjanya yang sudah bergulir sejak pandemic terjadi.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aaf/aaf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jreng, Malaysia Larang Ekspor CPO ke Eropa! Indonesia Ikutan?