Big Stories 2022

Geger di Kripto Bikin "Investor Garis Keras" Bermuram Durja!

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
28 December 2022 07:20
Su Zhu Three Arrows Capital
Foto: dok tangkapan layar YouTube

Kasus Celsius Network dan Three Arrows Capital (3AC) juga dapat menjadi kasus terhebuh di dunia kripto pada tahun ini. Adapun kasus ini terjadi pada pertengahan tahun ini, tepatnya Juni-Juli 2022.

Sebelumnya, dalam temuan sebuah video yang dipublikasikan saat itu, kepala keuangan perusahaan mengatakan Celsius, bersama dengan perusahaan kripto sejenis lainnya telah melihat penebusan meningkat setelah crash cryptocurrency pertama di awal Mei lalu karena kejatuhan stablecoin Terra, UST.

Bahkan, Celsius juga telah berinvestasi dalam protokol Anchor yang menawarkan return hingga 20% untuk deposit TerraUSD (UST). Saat harga UST jatuh, Celsius menarik lebih dari US$ 535 juta aset kripto dari Anchor.

Dengan hal ini, tentunya krisis Celsius merupakan dampak secara langsung dari kejatuhan Terra, karena Celsius sendiri memiliki eksposur di Terra.

Alhasil, krisis Celsius pun berdampak ke perusahaan lainnya, terutama perusahaan-perusahaan yang menjadi debiturnya.

Pada Oktober 2021, aset Celsius mencapai US$ 25 miliar. Tetapi pada Mei lalu, asetnya turun menjadi US$ 11,8 miliar.

Belum selesai masalah Celsius, krisis kembali menerpa kripto, di mana perusahaan serupa yakni 3AC juga terkena krisis akibat masalah likuiditas, mirip seperti yang dialami oleh Celsius.

Bahkan, 3AC sempat dinyatakan gagal bayar (default) oleh salah satu krediturnya yakni Voyager Digital, sebuah perusahaan broker kripto yang berbasis di New York, AS.

Saat itu, 3AC gagal memenuhi kewajiban pinjamannya senilai lebih dari US$ 670 juta atau sekitar Rp 9,93 triliun (asumsi kurs Rp 14.825/US$) kepada Vogaer.

Adapun secara terperinci, 3AC gagal membayar kembali pinjamannya sebesar US$ 350 juta (Rp 5,19 triliun) dalam bentuk stablecoin USD Coin (USDC) dan sebanyak 15.250 Bitcoin yang dipatok dolar AS dengan nilainya sekitar US$ 323 juta (Rp 4,79 triliun).

Namun, banyak yang mengisukan bahwa masalah 3AC sudah mulai terjadi jauh sebelum krisis likuiditas, di mana tampaknya masalah 3AC dimulai pada awal Juni 2022, setelah Zhu men-tweet yang agak samar bahwa perusahaan sedang "dalam proses berkomunikasi dengan pihak terkait" dan "berkomitmen penuh untuk menyelesaikan masalah ini".

Ada yang beranggapan bahwa 3AC tersandung krisis likuditas karena 3AC gagal memenuhi margin call saat itu, tetapi ada pula yang beranggapan bahwa penyebab jatuhnya 3AC bukan karena gagal memenuhi margin call, tetapi lebih dari itu.

Bahkan, ada isu bahwa 3AC juga memiliki eksposur Terra, sehingga kejatuhannya juga dampak langsung dari hancurnya token dan ekosistem Terra.

(chd/chd)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular