Analisis Teknikal

IHSG Pergerakanmu Kini, Longsor Segan Naik Tak Mau

Putra, CNBC Indonesia
23 December 2022 06:20
Karyawan melintas di samping layar elektronik yang menunjukkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (11/10/2022). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Karyawan melintas di samping layar elektronik yang menunjukkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (11/10/2022). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kinerja pasar saham Tanah Air ditandai dengan apresiasi setelah Bank Indonesia (BI) menaikkan suku bunga acuan kemarin, Kamis (22/12/2022).

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang sempat terombang-ambing di sepanjang perdagangan dan pada akhirnya naik tipis 0,06% dan ditutup di 6.824,43.

Posisi penutupan IHSG tidak jauh dari pembukaan di 6.820,70. IHSG sempat naik ke posisi tertingginya di 6.844,12 dan juga sempat drop ke posisi terendah di 6.800,62.

Mayoritas saham ditransaksikan menguat kemarin. Statistik perdagangan mencatat ada 285 saham yang mengalami apresiasi, 218 saham melemah dan 200 saham stagnan.

BI akhirnya memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 5,5% dan sejalan dengan estimasi konsensus.

Sebagai catatan, kenaikan suku bunga BI tersebut menjadi yang terakhir untuk tahun ini. Mengingat sudah diantisipasi oleh pelaku pasar, sehingga pengambilan kebijakan tidak menimbulkan surprise atau shock.

Analisis Teknikal

TeknikalFoto: Putra
Teknikal

Pergerakan IHSG dianalisis berdasarkan periode waktu harian (daily) dan menggunakan indikator Boillinger Band (BB) untuk menentukan area batas atas (resistance) dan batas bawah (support).

Jika melihat level penutupan IHSG dan indikator BB kemarin, indeks bergerak menuju batas atas BB terdekat di 6.876.

Pergerakan IHSG juga dilihat dengan indikator teknikal lain yaitu Relative Strength Index (RSI) yang mengukur momentum.

Perlu diketahui, RSI merupakan indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu.

Indikator RSI berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20. Posisi RSI naik tipis ke 43,83 kemarin dari 43,44 sehari sebelumnya.

Dilihat dari indikator lain yaitu Moving Average Convergence Divergence (MACD), garis MA 12 semakin mendekati garis MA26.

Melihat berbagai indikator teknikal tersebut, apabila IHSG berhasil tembus 6.876, maka peluang ke 6.900 semakin terbuka meskipun kecenderungan arah masih menyamping.


(trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dua Hari di Zona Merah, IHSG Kembali Menguat

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular