
Bursa Asia Ditutup Cerah, Cuma Shanghai yang Loyo

Jakarta, CNBC Indonesia - Mayoritas bursa Asia-Pasifik ditutup menghijau pada perdagangan Kamis (22/12/2022), di tengah optimisme pasar setelah bursa saham Amerika Serikat (AS) ditutup melesat pada perdagangan Rabu kemarin.
Hanya indeks Shanghai Composite China yang ditutup melemah pada hari ini, yakni terkoreksi 0,46% ke posisi 3.054,43.
Sedangkan sisanya ditutup cerah. Indeks Nikkei 225 Jepang ditutup menguat 0,46% ke posisi 26.507,869, Hang Seng Hong Kong melejit 2,71% ke 19.679,22, Straits Times Singapura bertambah 0,41% ke 3.269,53, ASX 200 Australia terapresiasi 0,53% ke 7.152,5, KOSPI Korea Selatan melesat 1,19% ke 2.356,73, dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir naik tipis 0,06% menjadi 6.824,43.
Dari Korea Selatan, inflasi berdasarkan producer price index (PPI) atau Indeks Harga Produsen (IHP) pada periode November 2022 dilaporkan melandai, yakni menjadi 6,3% secara tahunan (year-on-year/yoy), dari sebelumnya pada Oktober lalu sebesar 7,3%. Hal ini menjadi yang paling rendah dalam 19 bulan terakhir.
Sedangkan secara bulanan (month-to-month/mtm), PPI Negeri Ginseng bulan lalu juga melandai menjadi -0,2%, dari sebelumnya pada Oktober lalu sebesar 0,5%.
Harga produk pertanian menjadi yang terbesar penurunannya pada bulan lalu, juga turut membantu menurunkan inflasi Korea Selatan di tingkat produsen.
Sementara itu dari Australia, Menteri Luar Negeri, Penny Wong dan Menteri Luar Negeri China, Wang Yi setuju untuk melanjutkan pembicaraan tentang perdagangan dan hubungan bilateral, menurut pernyataan hasil bersama yang dikeluarkan oleh Australia.
Pertemuan itu terjadi setelah hubungan bilateral antar keduanya sempat memburuk karena masalah-masalah seperti tarif perdagangan China, penahanan warga negara Australia, dan seruan Canberra untuk menyelidiki asal-usul Covid-19.
Keduanya juga membahas keamanan internasional, hambatan perdagangan, perubahan iklim dan hak asasi manusia.
Di lain sisi, saham pengembang properti China yang terdaftar di bursa Hong Kong mengalami kenaikan karena Komisi Regulasi Sekuritas China (CSRC) menjanjikan lebih banyak dukungan untuk industri properti di China sehari sebelumnya.
CSRC berjanji untuk mengimplementasikan rencana pembiayaan obligasi dan memberikan dukungan kredit untuk sektor tersebut.
Saham properti seperti Logan Group melejit 7,38%, saham Country Garden Holdings melesat 1,13%, saham CIFI Holdings melonjak 3,64%, dan Longfor Group Holdings menguat 0,6%.
Bursa Asia-Pasifik yang cenderung menguat terjadi di tengah melesatnya bursa saham Amerika Serikat (AS), Wall Street kemarin. Laporan laba rugi perusahaan yang apik serta rilis data ekonomi mendongkrak kinerja Wall Street.
Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup melompat 1,6%, S&P 500 melesat 1,49%, dan Nasdaq Composite melonjak 1,54%.
tingkat keyakinan konsumen AS yang naik ke level tertinggi sejak April juga mendongkrak sentimen pelaku pasar.
Indeks kepercayaan konsumen Conference Board (CB) melonjak menjadi 108,3 pada Desember, dari sebelumnya sebesar 101,4 pada November lalu, melampaui estimasi konsensus StreetAccount sebesar 100,5. Angka tersebut juga merupakan indeks tertinggi sejak April 2022.
"Ekspektasi inflasi turun pada Desember ke level terendah sejak September 2021, dengan penurunan harga gas baru-baru ini sebagai pendorong utama. Niat liburan meningkat tetapi rencana untuk membeli rumah dan peralatan mahal semakin mendingin," kata Lynn Franco, direktur senior indikator ekonomi di The Conference Board, mengatakan dalam sebuah pernyataan.
"Pergeseran preferensi konsumen dari barang-barang besar ke layanan ini akan berlanjut pada tahun 2023, seperti hambatan dari inflasi dan kenaikan suku bunga," tambah Franco.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Investor Masih Lakukan Aksi Profit Taking, Bursa Asia Lesu Lagi
