Simak Rekomendasi UBS Untuk Saham GOTO, Ini Target Harganya

M Malik Haknuh, CNBC Indonesia
22 December 2022 08:45
GoTo
Foto: Dok GoTo

Selanjutnya dalam menilai perusahaan teknologi terutama dalam hal ini GOTO adalah Contribution Margin (CM). Secara sederhana CM adalah perhitungan dari revenue (pendapatan) setelah dikurangi biaya-biaya variabel atau variable expenses dari GOTO. Dan variable cost dalam CM merupakan beban-beban yang akan meningkat seirama dengan peningkatan skala bisnis GOTO (GTV). Misalnya biaya jasa IT, biaya pemrosesan, biaya marketing atau advertising, atau biaya promosi.

Angka CM ini menunjukkan kepada investor apakah sumber pendapatan (revenue stream) dari GOTO bisa tumbuh melampaui Variable Cost (VC) ke depannya. Saat ini terdapat tiga segmen bisnis sebagai revenue stream GOTO yaitu segmen bisnis on-demand, e-Commerce, dan Financial Technology (Fintech).

Faktanya, angka CM GOTO terhadap GTV terus mencatatkan perbaikan dimana per kuartal-III 2022 tercatat kontribusi margin membaik menjadi -0,3% dibandingkan kuartal-II 2022 yang berada di angka -1,3% terhadap GTV. Mulai mengecilnya angka negatif CM terhadap GTV menunjukkan bahwa GOTO berada pada jalur yang positif untuk pertumbuhan profitabilitasnya. Jika CM GOTO ke depannya positif maka hal ini menandakan variable cost yang dikeluarkan oleh perusahaan sudah lebih kecil daripada pendapatan yang berhasil didapatkan perusahaan. Membuktikan perusahaan sudah bisa scale-up semua lini bisnisnya secara lebih efisien.

Disusul rasio EBITDA Grup yang disesuaikan sebagai persentase dari GTV membaik sebesar 44 basis poin pada kuartal ketiga 2022, mencapai -2,3% dibandingkan -2,8% di kuartal sebelumnya. Capaian ini juga didukung oleh penghematan beban usaha melalui berbagai alur kerja dan inisiatif yang telah dimulai sejak kuartal sebelumnya. Bersamaan dengan inisiatif terkait pengadaan lainnya, Perseroan mencatatkan penghematan sebesar Rp269 miliar sepanjang tahun berjalan, termasuk penghematan sebesar Rp144 miliar dari beban operasional.

UBS juga memperkirakan, sinergi GoTo dapat membuat kemajuan yang berarti dalam hal optimasi biaya, khususnya insentif dan biaya sales dan marketing (S&M), seperti ditunjukkan pada kuartal 3-2022, di mana persentase biaya insentif dan S&M terhadap GTV turun dari 4,9% di Q3-2021 menjadi 3,9% di Q3-2022

Dari sisi neraca, UBS juga percaya bahwa neraca kas GoTo yang mencapai US$ 2 miliar atau setara dengan Rp 31 triliun (kurs Rp 15.600/US$) dengan burn rate (uang modal dari investor) per kuartal yang mencapai US$ 250 juta atau Rp 3,9 triliun dapat mengurangi tekanan untuk mencari pendanaan baru.


Valuasi

Didorong oleh terkoreksinya saham-saham di sektor teknologi, kekhawatiran atas neraca kas (cash balance), dan berakhirnya lock up saham GOTO. GOTO telah diperdagangkan dengan harga yang turun lebih dari 50% dalam sebulan terakhir dan lebih dari 70% dari harga IPO Rp 338. Saat ini GOTO diperdagangkan pada 2023 estimasi EV/Sales 2,6x dan 2x untuk Grab dan 2,5x Sea Ltd. Dengan tingkat pertumbuhan yang hampir sama dengan peers nya atau pembandingnya Grab dan Sea Ltd dan posisi GOTO yang cukup kuat dengan integrasi super app nya dalam ekosistem on demand delivery, e-commerce, dan fintech membuat saham GOTO lebih atraktif dan menarik.

UBS pun mengestimasikan GTV GOTO akan tumbuh sebesar 19,9% CAGR dalam periode 2022-2025, sejalan dengan pertumbuhan peers atau pembandingnya di kawasan Asia Tenggara seperti Grab dan Sea Ltd.

Pertumbuhan GOTO yang lebih kuat ini pun didorong oleh sinergi berkelanjutan antara GOTO ekosistem: Gojek, Tokopedia, dan Gopay/Gofin dengan strategi monetisasi manajemen yang lebih baik dengan strategi super app memungkinkan cross-selling dan bundling GOTO lebih efisien. Mendorong pertumbuhan pendapatan sebesar 22,8% CAGR 2022-2025, lebih cepat dari GTV. Dengan tingkat take rate (komisi yang diambil) mencapai 4% dari GTV pada tahun 2025 dibandingkan 3,7% pada tahun 2022. UBS pun memproyeksikan bahwa GOTO dapat mencapai kontribusi laba positif pada tahun 2024.

UBS memberi target harga GOTO sebesar Rp 160/saham. Target harga itu berdasarkan SOTP Valuatio dimana kombinasi EV/Sales 3x dan EV/GMV 0,6x untuk on demand services, 2,5x dan 0,5x untuk e-commerce, serta 2,5x dan 0,1x untuk fintech. Sehingga implied valuation nya untuk 12 bulan kedepan melalui EV/Sales sebesar 5,9x atau dengan potensi kenaikan mencapai 72,04%

TIM RISET CNBC INDONESIA 

(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular