Simak Rekomendasi UBS Untuk Saham GOTO, Ini Target Harganya

M Malik Haknuh, CNBC Indonesia
22 December 2022 08:45
Logo UBS
Foto: Dok GoTo

Pertumbuhan GTV perseroan pun didukung dari segmen On-Demand Services Perseroan yang terus menjadi kunci pertumbuhan Perseroan pada kuartal-III 2022, didorong oleh peningkatan pada layanan mobilitas, termasuk berangsur normalnya kegiatan di sekolah serta tren kembali bekerja di kantor. Pendapatan bruto pada kuartal ketiga tumbuh 31% year-on-year, lebih cepat dari pertumbuhan GTV pada kuartal ini.

Hal ini didorong oleh take rate yang lebih baik yang dihasilkan dari meningkatnya insentif yang dibiayai pedagang (merchant-funded initiatives) dan penargetan voucher lebih akurat.

GTV On-Demand Services tumbuh mencapai Rp15,7 triliun pada kuartal-III 2022, tumbuh 24% year-on-year, di mana pertumbuhan khusus layanan mobilitas tumbuh 111% year-on-year, dengan tingkat pemulihan sebesar 94% dari tingkat prapandemi COVID-19.

Perseroan pun terus membuat strategi dan menciptakan solusi untuk mempertahankan pelanggan loyal dengan layanan GoRide Hemat yang memberikan pilihan lebih ekonomis bagi pelanggan di kota-kota tertentu di Indonesia, serta GoFood Hemat yang menawarkan biaya pengiriman lebih murah atau bahkan gratis, untuk pengantaran makanan dengan radius di bawah dua kilometer, jika pengguna bersedia menunggu lebih panjang, tentunya dengan kualitas makanan yang terjaga.

Untuk segmen makanan, langkah perusahaan mengurangi insentif serta biaya pemasaran mendorong margin kontribusi positif untuk on-demand services pada bulan September, mencapai 86% peningkatan quarter-on-quarter mencapai -0.5% sebagai persentase dari GTV, selama kuartal tersebut.

Sementara itu, riset UBS yang bertajuk "GoTo: Opportunity in adversity: double upgrade to Buy" diungkapkan bahwa UBS meyakini bahwa pendapatan segmen on-demand service dan e-commerce GoTo akan terus bertumbuh sekitar 20-30% dari tahun 2022 hingga 2025 karena penetrasi on-demand dan e-commerce di Indonesia masih rendah dibanding negara lain. Selain itu, take-rate e-commerce masih rendah dibanding standar global sehingga masih mempunyai ruang untuk bertumbuh.

Diikuti segmen Financial Technology Perseroan terus mencatatkan pertumbuhan yang baik, dengan pertumbuhan GTV dan pendapatan bruto masing-masing sebesar 78% dan 48% year-on-year.

Hal ini disebabkan upaya Perseroan memperdalam penetrasi dompet digital GoPay ke seluruh ekosistem dan mendorong peningkatan penggunaan. Jumlah pengguna yang menggunakan GoPay di platform Gojek dan Tokopedia mencapai titik tertingginya pada kuartal-III 2022 karena lebih banyak konsumen memanfaatkan GoPay untuk berbelanja dalam ekosistem GoTo.

Selain itu, UBS memperkirakan segmen fintech GoTo bisa mencapai GTV di angka 43 miliar dolar AS atau setara Rp 671 triliun dengan pendapatan yang mencapai 240 juta dolar AS atau Rp 3,7 triliun pada tahun 2025 karena GoTo mempunyai solusi fintech yang paling lengkap di Indonesia, mulai dari aplikasi e-wallet hingga layanan pinjaman digital, asuransi, hingga sektor investasi.

GTV pada GOTO sendiri merupakan total transaksi yang diproses dalam ekosistem GOTO. GTV yang didapatkan oleh GOTO berasal dari harga pengguna layanan dari total layanan yang disediakan GOTO seperti On-demand service (Gojek), e-commerce (Tokopedia), dan fintech (GOTO Financial).

Sementara revenue yang dihasilkan berasal dari komisi di setiap transaksi (take rate). Tentunya semakin besar angka GTV akan semakin memberikan peluang bagi GOTO dalam mencatatkan CM (Contribution Margin) yang positif dan tingkat profitabilitas seperti bottom line yang positif juga, di tengah upaya perseroan secara konsisten mempercepat langkah menuju profitabilitas dengan terus mendorong monetisasi, melakukan efisiensi terhadap belanja insentif, serta mengoptimalkan beban usaha.

HALAMAN SELANJUTNYA >>> Target Harga GOTO dari UBS

(pap/pap)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular