SBN RI Di 'Serbu' Asing, Tapi Rupiah Masih Loyo!

Annisa Aflaha, CNBC Indonesia
19 December 2022 12:35
Dolar-Rupiah
Foto: Ilustrasi Money Changer (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kurs rupiah kembali tertekan di hadapan dolar Amerika Serikat (AS) hingga pada pertengahan perdagangan Senin (19/12/2022). Berbeda arah dengan mayoritas mata uang di Asia yang sukses menguat.

Mengacu pada data Refinitiv, pada pembukaan perdagangan rupiah terkoreksi tipis 0,03% ke Rp 15.600/US$. Kemudian, rupiah terkoreksi lebih dalam menjadi 0,19% ke Rp 15.625/US$ pada pukul 11:00 WIB.

Investor dalam negeri masih menantikan rilis keputusan Bank Indonesia (BI) yang dijadwalkan akan merilis kebijakan moneter terbarunya pada Kamis 22 Desember 2022. Konsensus analis Trading Economics memprediksikan bahwa BI akan menaikkan suku bunga acuannya sebesar 25 bps dan mengirim tingkat suku bunga BI menjadi 5,5%.

Tentu saja, jika benar terjadi maka peluang Mata Uang Garuda untuk menguat pekan ini menjadi terbuka.

Selain itu, berita baik juga masih berhembus di Tanah Air. Dari catatan BI, asing kembali memasuki pasar surat utang RI pekan lalu dan menandakan inflow telah berlangsung selama tiga pekan beruntun. BI mencatatkan beli neto Rp2,89 triliun di pasar SBN pada periode 12-15 Desember 2022.

Sebelumnya, BI menunjukkan data transaksi 5 - 8 Desember 2022, nonresiden di pasar keuangan domestik beli neto Rp 8,45 triliun di pasar surat utang Indonesia.

Adapun, pada transaksi 28 November - 1 Desember 2022, asing cetak beli neto pasar SBN mencapai Rp8,76 triliun.

Arah angin sebenarnya mulai berbalik sejak November lalu. Berdasarkan data dari Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) sepanjang November terjadi inflow di pasar obligasi sebesar Rp 23,7 triliun.

Per 9 Desember 2022, total inflow tercatat sebesar Rp 19,3 triliun, berdasarkan data DJPPR. Alhasil, sejak November total inflow di pasar Surat Berharga Negara (SBN)tercatat sekitar Rp 43 triliun.

Sepanjang tahun ini, investor asing menjual SBN secara masif menjadi salah satu penyebab jebloknya nilai tukar rupiah.

Kondisi ini menjadi kabar baik yang menandakan sentimen investor terhadap SBN mulai membaik. Terbukti, premi CDS Indonesia 5 tahun turun ke 94,15 bps per 15 Desember 2022 dari 97,27 bps per 9 Desember 2022.

Sayangnya, meski Tanah Air dapat sentimen yang cukup baik, tampaknya masih belum mampu mendorong kinerja rupiah hari ini.

Padahal, mayoritas mata uang di Asia yang sukses menguat. Yen Jepang menjadi mata uang yang terapresiasi paling tajam sebesar 0,31% terhadap dolar AS. Di susul oleh dolar Singapura dan dolar Taiwan yang menguat masing-masing sebesar 0,14%.

Sementara, rupiah menjadi mata uang terlemah hari ini, terkoreksi 0,19% terhadap dolar AS. Kemudian disusul oleh yuan China dan baht Thailand yang melemah masing-masing sebesar 0,18% dan 0,14%.



TIM RISET CNBC INDONESIA


(aaf/aaf)
Saksikan video di bawah ini:

Video: IHSG Terbang Lebih Dari 1%, Waspada Profit Taking!

Next Article Bye Dolar! Rupiah Mengangkasa Pekan Ini

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular