
IHSG Kembali Masuk Jurang, Ini Penyebabnya

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali melemah pada perdagangan sesi I Jumat (16/12/2022), mengikuti pergerakan bursa saham global karena investor kembali khawatir dengan potensi resesi global.
Per pukul 09:10 WIB, IHSG terpantau melemah 0,4% ke posisi 6.724,81. IHSG kembali diperdagangkan di level psikologis 6.700 pagi hari ini.
Beberapa saham menjadi pemberat indeks pada perdagangan sesi I hari ini. Yakni seperti saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) yang kembali memberatkan indeks hingga 9,95 indeks poin. Berikutnya ada saham PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) yang juga kembali memberatkan indeks sebesar 5,97 indeks poin.
Dari top losers, ada saham PT Panca Anugrah Wisesa Tbk (MGLV) juga kembali ambruk 9,88% ke posisi Rp 73/saham. Selanjutnya ada saham PT Wulandari Bangun Laksana Tbk (BSBK) yang ambles 6,36% menjadi Rp 206/saham.
IHSG cenderung kembali mengikuti pergerakan bursa saham global seperti bursa Asia-Pasifik dan bursa Amerika Serikat (AS), di mana keduanya juga terpantau terkoreksi.
Pasar kembali khawatir dengan potensi resesi global setelah data penjualan ritel AS dilaporkan menurun kembali dan data klaim pengangguran mingguan di AS terpantau kembali membaik.
Departemen Perdagangan AS melaporkan penjualan ritel pada bulan lalu turun menjadi 0,6%, dari sebelumnya sebesar 1,3% pada Oktober lalu. Angka ini juga lebih rendah dari ekspektasi pasar dalam polling Dow Jones yang memperkirakan penurunan sebesar 0,3%.
Sedangkan, data klaim pengangguran mingguan untuk pekan yang berakhir 11 Desember kembali turun menjadi 211.000, atau turun 20.000 dari pekan sebelumnya menurut Departemen Tenaga Kerja.
Selain dari data penjualan ritel dan klaim pengangguran di AS, sikap tiga bank sentral yang masih hawkish juga membuat pasar kembali 'jiper'.
Adapun tiga bank sentral tersebut yakni bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed), bank sentral Eropa (Europe Central Bank/ECB), dan bank sentral Inggris (Bank of England/BoE).
Ketiganya secara kompak menaikkan kembali suku bunga acuannya sebesar 50 basis poin (bp) kemarin. Hal ini karena inflasi di AS, Eropa, dan Inggris masih cukup tinggi, sehingga sikap ketiganya masih cenderung hawkish.
The Fed menaikkan suku bunga acuannya sebesar 50 bp menjadi kisaran 4,25% - 4,5%, sedangkan ECB juga menaikkan suku bunga sebesar 50 bp menjadi 2%, dan BoE juga menaikkan suku bunganya sebesar 50 bp menjadi 3,5%.
Inflasi yang masih 'panas' membuat tiga bank sentral tersebut terpaksa kembali menaikkan suku bunga acuannya.
Bahkan, The Fed pun memproyeksikan bahwa Federal Fund Rates akan mencapai puncaknya pada 5,1% tahun depan, lebih tinggi dari perkiraan pasar.
TIM RISET CNBC INDONESIA
Sanggahan: Berita ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli atau menjual saham terkait. Keputusan investasi sepenuhnya ada pada diri anda, dan CNBC Indonesia tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
(chd/chd)