
Produksi China Catat Rekor, Harga Batu Bara Bakal Nyungsep?

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga batu bara melandai tipis setelah China mengumumkan rekor kenaikan produksi. Produsen batu bara seperti Kolombia dan Australia juga tengah mengejar pengiriman sehingga pasokan global memadai.
Pada perdagangan Kamis (15/12/2022), harga batu bara kontrak Januari di pasar ICE Newcastle ditutup di posisi US$ 376,55 per ton. Harganya melandai 0,67%.
Pelemahan kemarin memutus rekor positif harga batu bara yang menguat pada dua hari perdagangan sebelumnya.
Dalam sepekan harga batu bara masih melemah 0,61% sementara dalam sebulan masih melonjak 14,1%. Harga pasir hitam terbang 122,48% setahun.
Dilansir dari Reuters, produksi batu bara harian di China menyentuh rekor tertingginya pada November 2022. Kenaikan produksi ini merupakan persiapan China untuk menghadapi meningkatnya permintaan selama musim dingin, terutama di bagian utara Tiongkok.
Tiongkok memproduksi batu bara sebanyak 390 juta ton pada November, setara dengan 13,04 juta ton per hari ini. Capaian ini melewati rekor sebelumnya yakni 12,89 juta per hari pada September 2022.
Produksi harian November 2022 yang menembus 13,04 juta juga lebih tinggi dibandingkan pada November 2021 yang tercatat 12,36 juta ton.
Secara keseluruhan, produksi batu bara China pada Januari-November 2022 menyentuh 4,09 miliar. Jumlah tersebut meningkat 9,7% dibandingkan pada periode yang sama tahun lalu.
China merupakan konsumen terbesar batu bara di dunia sehingga kenaikan produksi dari negara tersebut akan mengurangi tekanan pada pasokan global. Pasokan global juga diperkirakan masih memadai karena produsen lain seperti Kolombia dan Australia meningkatkan pengiriman.
Ekspor batu bara Kolombia diproyeksi akan menyentuh rekor tertingginya pada tahun ini.
Ekspor diperkirakan menembus 65,3 juta ton pada 2022, naik 10% dibandingkan pada 2021. Namun, volume ekspor masih lebih sedikit dibandingkan pada 2019 yang tercatat 80,3 juta ton.
Lonjakan volume ekspor tersebut akan mendongkrak pendapatan ekspor Kolombia pada tahun ini. Asosiasi pertambangan Kolombia (ACM) memperkirakan nilai ekspor dari sektor pertambangan, termasuk batu bara, emas dan mineral akan menembus US$ 22,16 miliar.
"Sektor pertambangan Kolombia akan mencatatkan rekor nilai ekspor," tutur Presiden ACM Juan Camilo Narino, kepada Reuters.
Australia juga tengah meningkatkan pengiriman batu bara. Argus Media melaporkan antrian vessel di luar pelabuhan Newcastle, New South Wales (NSW) berkurang drastis karena derasnya pengiriman batu bara dari Australia. Negara Kanguru kini tengah mengejar defisit pengiriman hingga 21 juta ton hingga akhir tahun.
Australia yang merupakan eksportir terbesar di dunia untuk batu bara kokas dan terbesar kedua untuk batu bara thermal. Sementara itu, Kolombia juga masuk lima besar pemasok batu bara global.
Australia sendiri baru saja mengesahkan peraturan mengenai pembatasan harga gas dan batu bara. Pembatasan harga diharapkan bisa menekan lonjakan harga kedua komoditas.
Harga gas ditetapkan US$ 8 atau A$ 12 per gigajoule sementara harga batu bara Australia dibatasi pada US$ 86 per ton.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(mae/mae)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Video: Harga Batu Bara Terjun Bebas, Sinyal Bearish?