CNBC Indonesia Research

Beruntungnya Pemilik Saham Batu Bara, Dapat 'THR' Rp 35 T

Feri Sandria, CNBC Indonesia
16 December 2022 07:20
TOP! RI Dapat Dividen Rp 41,01 T Dari BUMN, Ini Daftarnya
Foto: Infografis/TOP! RI Dapat Dividen Rp 41,01 T Dari BUMN, Ini Daftarnya/Aristya Rahadian

Jakarta, CNBC Indonesia - Jelang akhir tahun, satu per satu emiten yang rutin membagikan dividen interim kepada pemegang saham mengumumkan jadwal pembayaran, termasuk sejumlah emiten raksasa yang secara rutin menebar dividen jumbo.

Dividen tersebut diperoleh dari hasil kinerja keuangan tahun ini - tidak setahun penuh, sebagian perusahaan telah membayarkan dividen interim, beberapa telah mengumumkan jadwal pembayaran dan sebagian masih belum memberikan informasi rinci, namun diharapkan akan segera mengumumkan pembagian dividen interim.

Sejumlah perusahaan besar yang telah menebar dividen interim jumbo kepada pemegang saham didominasi oleh emiten yang bergerak di sektor batu bara. Golden Energy Mines (GEMS) menjadi emiten yang telah membayarkan dividen interim terbesar kepada pemegang sahamnya. Lewat tiga kali ronde, GEMS secara total telah menebar Rp 6,28 triliun kepada pemegang saham perusahaan.

Selanjutnya emiten tambang batu bara lain yakni Indo Tambangraya Megah (ITMG) telah membagikan Rp 4,68 triliun kepada para pemegang saham perusahaan, kemudian dikuti oleh duo emiten Grup Astra yang secara total telah membagikan Rp 6,61 triliun kepada pemegang saham.

Sebesar Rp 3,56 triliun datang dari Astra Internasional (ASII) dan Rp 3,05 triliun ditebar oleh United Tractors (UNTR). Sebagai catatan, emiten lain di Grup Astra juga ikut menebar dividen kepada pemegang saham, namun angkanya tidak sesignifikan dua emiten tersebut.

Lalu ada juga emiten konsumer yang tahun ini sahamnya sempat ngegas setelah bertahun-tahun melempem, Unilever Indonesia (UNVR), yang membagikan dividen interim senilai Rp 2,63 triliun. UNVR memang diketahui rajin membagikan dividen dan ikut tergabung dalam konstituen IDX High Dividen 20.

Sementara itu, emiten perbankan milik orang terkaya RI, Bank Central Asia (BBCA) memang masih belum mentransfer dividen kepada pemegang saham. Namun perdagangan saham BBCA telah melewati masa cumdate dan akan melakukan pembayaran pada 20 Desember mendatang sebesar Rp 4,31 triliun kepada para pemegang saham.

Sementara itu, emiten batu bara Bayan Resources (BYAN) akan menjadi emiten dengan angka pembayaran dividen paling besar tahun ini, setidaknya hingga berita ini diturunkan. Bayan akan membagikan Rp 15,58 triliun kepada para investor dalam bentuk dividen interim. Cum date perdagangan saham ini akan jatuh pada tanggal 20 Desember mendatang, dan dividen akan dibayarkan pada tanggal 5 Januari tahun depan.

Dalam gelaran dividen interim tahun ini, sembilan emiten batu bara besar utama membagikan total dividen interim senilai Rp 35,18 triliun yang kebanyakan dicairkan antara periode November-Desember tahun ini. Angka tersebut belum termasuk emiten lain dengan dividen yang angka lebih kecil atau emiten besar yang masih belum membagikan dan diharapkan akan segera memberikan pengumuman terkait dividen interim.

Salah satu emiten yang diharapkan akan segera mengumumkan pembagian dividen interim adalah raksasa batu bara Adaro Energy Indonesia (ADRO). Sebagai catatan, tahun lalu ADRO membagikan dividen interim senilai US$ 350 juta, dengan torehan laba bersih sembilan bulan pertama 2021 senilai US$ 421 juta.

Tahun ini perusahaan mencatatkan laba bersih Rp 1,90 miliar, terbang 352% dari periode yang sama tahun sebelumnya. Menggunakan asumsi rata-rata rasio pembayaran dividen tiga tahun terakhir di angka 78%, ADRO berpotensi menggulingkan Bayan dan menjadi emiten dengan pembayaran dividen interim terbesar.

Meski demikian masih belum ada pengumuman resmi dari pihak perusahaan terkait jadwal dan besaran dividen interim yang akan dibagikan kepada pemegang saham.

Sejumlah taipan RI telah dan akan segera menikmati hasil kinerja perusahaan yang dimilikinya, dengan tahun buku yang masih belum selesai sepenuhnya.

Duo Hartono yang mengusai 54,94% saham BBCA lewat PT Dwimuria Investama Andalan diperkirakan akan memperoleh bagian dividen interim senilai Rp 2,37 triliun.

Kemudian kongsi keluarga Widjaja lewat kepemilikan di Grup Sinarmas juga diperkirakan memperoleh dividen tunai signifikan. GEMS dan Puradelta Lestari (DMAS) menjadi dua emiten yang terafiliasi dengan Grup Sinarmas yang membayarkan dividen interim jumbo. Selanjutnya ada juga konglomerasi Grup Astra yang juga telah memperoleh bagian dividen interim yang cukup signifikan.

Selanjutnya ada juga keluarga Isara Vongkusolkit, taipan asal Thailand, yang akan menikmati dividen interim hasil operasi bisnis di Indonesia. Keluarganya merupakan pemilik Grup Banpu yang merupakan pemegang saham terbesar di Indo Tambangraya Megah (ITMG).

Ghan Djoe Hiang dan keluarga juga diharapkan akan memperoleh cuan jumbo dari dividen yang dibayarkan oleh Baramulti Suksessarana (BSSR) dan anak perusahaan Mitrabara Adiperdana (MBAP). Ghan Djoe merupakan salah satu orang terkaya RI yang merupakan istri mendiang Athanasius Tossin Suharya, pendiri perusahaan.

Selanjutnya ada Eddy Sugianto yang jika kepemilikannya tidak berubah dari kala pasca IPO tahun lalu, sebanyak 55,44% secara langsung dan tidak langsung, berpotensi memperoleh cuan hingga Rp 713 miliar atas kepemilikan tersebut.

Kemudian ada juga keluarga Kiki Barki yang juga akan memperoleh dividen dengan nilai signifikan dari Harum Energi (HRUM).

Akan tetapi untuk cuan dividen interim tahun ini, tidak ada yang lebih besar dari yang akan dikantongi Low Tuck Kwong. Atas kepemilikan langsung 60,93% di Bayan Resources (BYAN), Low Tuck diperkirakan akan memperoleh cua nyaris Rp 10 triliun atau tepatnya sekitar Rp 9,49 triliun.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular