Sempat Tersungkur Kemarin, Harga CPO Ngamuk! Terbang 2% Lebih

Annisa Aflaha, CNBC Indonesia
13 December 2022 08:20
Ilustrasi kelapa sawit. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Ilustrasi kelapa sawit. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak kelapa sawit (Crude Palm Oil/CPO) terbang lebih 2% di sesi awal perdagangan Selasa (13/12/2022). Padahal, harga CPO berakhir ambles 6% lebih kemarin. Apa pemicunya?

Melansir Refinitiv, harga CPO pada sesi awal perdagangan meroket 2,3% ke MYR 3.823/ton pada pukul 07:29 WIB.

Kenaikan pada CPO tampaknya didukung oleh meningkatnya permintaan akan CPO, di tengah harga minyak mentah dunia kembali menguat. Seperti diketahui, CPO merupakan bahan baku alternatif dari biofuel, sehingga ketika harga minyak dunia melonjak, maka pembeli akan beralih pada CPO.

Harga minyak mentah dunia bangkit 1% pada perdagangan kemarin setelah mengalami pekan yang buruk.

Pada perdagangan Senin (12/12/2022) minyak Brent tercatat US$77,99 per barel, naik 1,89%, sementara jenis light sweet atau West Texas Intermediate melejit 3% ke US$73,17 per barel.

Namun, pada perdagangan kemarin (12/12), harga CPO di Bursa Malaysia Derivatives berakhir ambruk 6,36% menjadi MYR 3.741/ton (US$ 847,53/ton) dan menjadi titik terendah sejak 14 Oktober 2022.

Laju CPO terbebani oleh harga minyak saingan yang tertekan. Harga minyak kedelai di Dalian ditutup ambles 2,06%, sedangkan minyak kedelai di Chicago Board of Trade (CBOT) berakhir merosot 1,37%.

Minyak kelapa sawit dipengaruhi oleh pergerakan harga minyak nabati lainnya, karena mereka bersaing untuk mendapatkan pangsa pasar minyak nabati global.

Dari dalam negeri, pemerintah Indonesia kembali menerapkan pungutan ekspor CPO melalui PE CPO yang tertuang dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 154/PMK.05/2022 dan menetapkan PE CPO sebesar US$ 85 per metrik ton. Pungutan ekspor akan berlaku pada 1-15 Desember 2022.

Pada hari ini, Dewan Minyak Sawit Malaysia akan merilis data persediaan CPO Malaysia periode November 2022. Survei Reuters menunjukkan stok minyak sawit akhir November kemungkinan menurun dari bulan sebelumnya, sementara ekspor diperkirakan naik 3%.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(aaf/aaf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bos Sawit Kena PHP, Harga CPO Nanjak Sesaat Untuk 'Menetap'

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular