IPO PGE Dipastikan Batal Tahun Ini, Ini Alasannya

Firda Dwi Muliawati, Emir Yanwardhana, CNBC Indonesia
06 December 2022 13:52
PLTP yang dioperasikan PT Pertamina Geothermal Energy (PGE). (Dok: PGE)
Foto: PLTP yang dioperasikan PT Pertamina Geothermal Energy (PGE). (Dok: PGE)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) memastikan bahwa rencana penawaran saham perdana ke publik (Initial Public Offering/ IPO) PT Pertamina Geothermal Energy (PGE), bagian dari Subholding Power & New Renewable Energy Pertamina, tidak jadi dilakukan tahun ini.

Menteri BUMN Erick Thohir mengungkapkan, PGE akan didorong untuk menggaet mitra strategis terlebih dahulu sebelum melantai ke bursa saham Indonesia.

Erick mengatakan, ini merupakan bagian dari aksi korporasi Pertamina di tahun depan. Bila PGE telah menggaet mitra strategis, maka diharapkan perusahaan bisa mengembangkan kinerjanya terlebih dahulu.

Lalu, setahun setelahnya kemungkinan baru akan dilakukan penawaran saham perdana ke publik (IPO).

"Ya itu menjadi bagian aksi korporasi. Ya itu bisa misalnya Geothermal (PGE) diinvest oleh strategic partner supaya bisa dikembangkan, baru setahun kemudian IPO," ungkapnya saat ditemui di Gedung DPR RI, Jakarta, Senin (05/12/2022).

Namun demikian, pihaknya juga terbuka bila kedua aksi korporasi ini dilakukan secara bersamaan.

"Atau bisa juga bersamaan. Itu mekanismenya," ucapnya.

Hal senada diungkapkan Wakil Menteri BUMN I Pahala Nugraha Mansury. Pahala menyebut, setidaknya IPO PGE akan dilakukan pada 2023 mendatang.

Pahala mengatakan, IPO PGE merupakan salah satu inisiatif Kementerian BUMN agar bagaimana Pertamina bisa melakukan unlock value, guna mengejar target nilai kapitalisasi pasar Pertamina bisa menembus US$ 100 miliar.

"Kita berharap ada beberapa yang dalam pipeline kita. Jadi, kalau kita lihat saat ini PGE atau Pertamina Geothermal masih merupakan satu inisiatif dari kita di Kementerian BUMN untuk bagaimana Pertamina bisa istilahnya melakukan unlock value, merealisasikan karena visi kita bagaimana Pertamina suatu hari memiliki nilai kapitalisasi sebesar US$ 100 billion," paparnya.

Selain PGE, Kementerian juga mendorong Subholding Upstream Pertamina, PT Pertamina Hulu Energi (PHE) untuk melantai di bursa saham pada tahun depan.

Meski tidak menyebut secara pasti kapan IPO akan dilakukan, namun pihaknya berharap IPO ini bisa dilakukan pada Triwulan I dan Triwulan II 2023 mendatang. Dia menyebut, waktu pelaksanaan IPO akan sangat bergantung pada kondisi ekonomi, termasuk kondisi pasar bursa saham di Amerika Serikat dan Eropa.

"Tapi di awal tahun lah. Jadi harapannya kita memang beberapa inisiatif untuk bisa melakukan penawaran saham kepada publik. Ini kita harapkan di triwulan petama dan triwulan kedua 2023 nanti," ucapnya.

Kementerian BUMN sempat menargetkan IPO PGE bisa dilakukan pada 2022 ini. Pahala sebelumnya mengungkapkan, pihaknya berharap, dalam proses IPO ini PGE bisa mendapatkan 20% - 25% dari total saham outstanding.

Menurutnya, PGE akan menjadi emiten pertama yang memiliki bisnis di pembangkit listrik panas bumi. Nilai penawaran IPO saham PGE diperkirakan lebih dari nilai emisi IPO PalmCo, yang di gadang-gadang mencapai Rp 10 triliun. Namun, Pahala masih enggan menyebutkan nilai emisi IPO PGE.

Berdasarkan sumber CNBC Indonesia yang mengetahui rencana aksi korporasi PGE ini, salah satu calon investor strategis yang akan digaet PGE ini berasal dari perusahaan Uni Emirat Arab (UEA).

Dia menyebut, salah satu perusahaan UEA tertarik untuk berbisnis di sektor pengembangan panas bumi Indonesia melalui menjadi mitra strategis PT Pertamina Geothermal Energy.

"Mereka tertarik untuk berbisnis panas bumi di Indonesia dan ingin masuk melalui mitra strategis IPO PGE nanti," ucap sumber CNBC Indonesia, dikutip Rabu (09/11/2022).


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Erick Ungkap PGE Bakal Gaet Mitra Strategis Sebelum IPO

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular