CNBC Indonesia Research

Ekonomi Gelap 2023, Siap-siap BI Pontang Panting!

maesaroh, CNBC Indonesia
30 November 2022 07:15
Kemacetan lalu lintas terjadi di dekat JICT 1 Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara (Jakut). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Kemacetan lalu lintas terjadi di dekat JICT 1 Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara (Jakut). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

4. Melemahnya Harga Komoditas Ancam Transaksi Berjalan

Transaksi berjalan membukukan surplus sebesar US$ 4,38 miliar pada kuartal III-2022 atau 1,28% dari Produk Domestik Bruto (PDB). Surplus tersebut adalah yang tertinggi sejak kuartal III-2021 yang tercatat US$ 4,96 miliar atau 1,65% dari PDB.

Surplus pada transaksi berjalan ditopang oleh kinerja ekspor barang. Tren pelemahan harga komoditas diperkirakan akan menggerus ekspor dan transaksi berjalan

Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman memperkirakan surplus pada transaksi berjalan akan berlanjut hingga kuartal IV-2022. Namun, surplus kemungkinan menyusut karena melandainya harga komoditas serta lonjakan impor.

"Ekspor juga bisa melandai karena ancaman resesi. Kami memperkirakan transaksi berjalan akan membukukan surplus sebesar 0,45% dari PDB. Kami juga memperkirakan transaksi modal dan finansial akan terus mengalami downside risks yang bisa menekan potensi inflow," tutur Faisal, dalam MacroBrief.

5. Cadangan Devisa Terkuras, Capital Outflow Masih Mengancam

Operasi moneter untuk menjaga rupiah telah menguras cadangan devisa (cadev)  BI pada tahun ini. Sepanjang tahun ini, cadev sudah terkuras US$ 14,7 miliar atau Rp 231,4 triliun. Cadev terus menurun dari US$ 144,9 miliar pada akhir Desember 2021 menjadi US$ 130,2 miliar pada akhir Oktober 2022.

Seperti halnya mata uang emerging market lain, rupiah ditinggal investor asing yang lebih memilih berinvestasi di dolar AS.

Data BI menunjukkan sepanjang 1 Januari-24 November 2022, investor asing mencatatkan net sell sebesar Rp 165,71 triliun di pasar Surat Berharga Negara (SBN) sementara di pasar saham masih tercatat net buy sebesar Rp 75,4 triliun.

Meskipun asing sudah mencatatkan net buy di pasar SBN pada pekan lalu tetapi ancaman outflow masih ada, terutama jika The Fed melanjutkan kebijakan agresifnya.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(mae)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular