Investor Kena Ghosting IHSG, Lagi-Lagi Karena China Effect

Market - Muhammad Azwar, CNBC Indonesia
28 November 2022 11:45
Karyawan beraktivitas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (23/11/2022). IHSG ditutup menguat 0,33 persen atau 23,53 poin ke 7.054,12 pada akhir perdagangan, sebanyak 249 saham menguat, 255 saham melemah, dan 199 saham stagnan. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto) Foto: Karyawan beraktivitas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (23/11/2022). IHSG ditutup menguat 0,33 persen atau 23,53 poin ke 7.054,12 pada akhir perdagangan, sebanyak 249 saham menguat, 255 saham melemah, dan 199 saham stagnan. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di perdagangan sesi I Senin (28/11) ditutup berbalik arah. Meski sempat bertahan di zona hijau, IHSG kembali terlempar ke zona merah tepatnya di level 7037.26 atau turun 0.23%. Beberapa sentimen global mempengaruhi pergerakan IHSG kali ini.

Berdasarkan data statistic dari RTI Business, pada pukul 09.20 IHSG berada di level 7078.34, selang 15 menit berikutnya masih berada di di level 7074. Namun IHSG perlahan menurun. Pada pukul 10.00, meski masih di zona hijau, IHSG terpantau turun ke 7062.45.

Pergerakan saham terus melemah dan berbalik arah ke zona merah hingga penutupan sesi I. Perdagangan mencatatkan volume saham ada sebanyak 24 miliar lembar diperdagangkan dengan frekuensi perpindahan tangan sebanyak 1.1 juta kali serta nilai kapitalisasi pasar senilai 9.5 Triliun.

Pada pukul 11.30, seluruh saham Asia melemah. Nikkei 225 Index (N225) merosot 0.51%, disusul Hang Seng Index (HIS) turun sebesar 1.98%. Shanghai Composite Index juga mengalami hal yang sama dengan pelemahan sebesar 1.03%. Kemudian Strait Times Index turun 0.43%.

Saham Asia-Pasifik diperdagangkan lebih rendah pada hari Senin di tengah kerusuhan di China atas kebijakan nol-Covid yang berkelanjutan dan semakin banyak kasus yang dilaporkan di negara tersebut. Kekhawatiran akan pembatasan yang berlanjut di China kembali mencuat.

Harga minyak tergelincir karena protes Covid China berlanjut. Minyak mentah berjangka tergelincir di awal karena tingginya kasus Covid, pembatasan virus, dan kerusuhan di China meningkatkan kekhawatiran tentang permintaan dari konsumen minyak terbesar kedua di dunia itu.

Kontrak berjangka West Texas Intermediate turun 0,35% menjadi $76,01 per barel, sementara minyak mentah Brent berjangka kehilangan 0,26% menjadi $83,41 per barel.

Beralih ke AS, bursa saham Wall Street pada perdagangan akhir pekan lalu (25/11/2022) berakhir cenderung melemah. Kedua indeks utama Wall Street kompak terkoreksi, sedangkan Dow Jones sukses parkir di zona hijau.

Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) berakhir menguat 152 poin atau 0,45% dan sukses membukukan penguatan selama tiga hari beruntun. Sedangkan, indeks S&P 500 dan Nasdaq Composite kompak melemah yang masing-masing 0,03% dan 0,52%.

Adapun top gainers untuk perdagangan sesi I kali ini yaitu SINI (+23%), GULA (+13.8%), dan ZATA (+13.5%). Sementara untuk top losers adalah MDKA (-6.85%), WIRG (-6.84%) dan PNLF (-6.80%)


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Sempat Menguat di Sesi 1, IHSG Hari Ini Ditutup Melemah


(Muhammad Azwar/ayh)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading