IHSG Naik 0,56% di Sesi I, Apakah Bakal Lompat 1% di Sesi II?

trp, CNBC Indonesia
24 November 2022 12:27
Karyawan beraktivitas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (23/11/2022). IHSG ditutup menguat 0,33 persen atau 23,53 poin ke 7.054,12 pada akhir perdagangan, sebanyak 249 saham menguat, 255 saham melemah, dan 199 saham stagnan. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Karyawan beraktivitas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (23/11/2022). IHSG ditutup menguat 0,33 persen atau 23,53 poin ke 7.054,12 pada akhir perdagangan, sebanyak 249 saham menguat, 255 saham melemah, dan 199 saham stagnan. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) konsisten bergerak di zona hijau sejak pembukaan pada perdagangan hari ini, Kamis (24/11/2022).

IHSG ditutup menguat 0,56% di 7.093,89 hingga sesi I perdagangan berakhir. IHSG dibuka di 7.054,16 dan sempat menyentuh posisi tertinggi intraday di 7.104,89.

Mayoritas saham mengalami kenaikan hingga siang ini. Statistik perdagangan mencatat ada 251 saham yang menguat, 233 saham melemah dan 209 saham stagnan.

Pergerakan IHSG merespons kinerja Wall Street yang positif semalam. Indeks Dow Jones naik 0,28%; indeks S&P 500 menguat 0,60% dan Nasdaq Composite melesat 0,99%.

Kenaikan harga saham-saham di AS merespons rilis risalah Rapat Fed yang menunjukkan adanya potensi kenaikan suku bunga acuan lebih rendah ke depan.

Untuk melihat apakah IHSG masih memiliki peluang menguat di sesi II, simak ulasan teknikal di bawah ini.

Analisis Teknikal

Pergerakan IHSG dianalisis berdasarkan periode waktu jam (hourly) dan menggunakan indikator Boillinger Band (BB) untuk menentukan area batas atas (resistance) dan batas bawah (support).

Jika melihat level penutupan IHSG dan indikator BB sesi I, indeks ditutup mendekati batas atas BB di 7.100. Pergerakan IHSG juga dilihat dengan indikator teknikal lain yaitu Relative Strength Index (RSI) yang mengukur momentum.

Perlu diketahui, RSI merupakan indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu.

Indikator RSI berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20. Posisi RSI naik ke 58,85.

Dilihat dari indikator lain yaitu Moving Average Convergence Divergence (MACD), garis EMA 12 tampak masih berimpit dengan EMA26. Melihat berbagai indikator teknikal yang ada, peluang penguatan lanjutan IHSG cenderung tipis dengan resisten terdekat di 7.100.


(trp/dhf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article IHSG Balas Dendam, tapi Apa Kuat ke 7.000 Lagi?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular