Kecuali Shanghai-KOSPI, Bursa Asia Dibuka Cenderung Cerah
Jakarta, CNBC Indonesia - Mayoritas bursa Asia-Pasifik dibuka cenderung menguat pada perdagangan Selasa (22/11/2022), di tengah meningkatnya kembali risiko pasar global saat ini.
Indeks Nikkei 225 Jepang dibuka menguat 0,34%, Hang Seng Hong Kong bertambah 0,38%, Straits Times Singapura terapresiasi 0,72%, dan ASX 200 Australia tumbuh 0,49%.
Namun untuk indeks Shanghai Composite China dibuka turun tipis 0,03% dan KOSPI Korea Selatan melemah 0,59%.
Dari China, kekhawatiran bahwa Negeri Panda yang akan kembali meningkatkan pembatasan Covid-19 setelah melaporkan kematian akibat virus turut membebani pasar. Hal ini membuat saham energi dan harga minyak lebih rendah.
"Hal itu mengurangi kisah pemulihan ekonomi global yang kami harap akan diantar dengan pembukaan kembali di China," kata Art Hogan, kepala strategi pasar di B. Riley Financial dikutip CNBC International.
Masih dari China, bank-bank China didorong untuk meningkatkan tingkat kreditnya untuk mendukung perekonomian, terutama untuk industri yang terpukul lebih parah akibat Covid-19 yang masih menghantui China.
Secara terpisah, media lokal China mengutip regulator sekuritas negara yang mengatakan negara perlu memperbaiki neraca pengembang properti "berkualitas baik".
Bursa Asia-Pasifik yang cenderung menguat terjadi di tengah melemahnya bursa saham Amerika Serikat (AS), Wall Street pada penutupan perdagangan Senin kemarin.
Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup turun 0,13%, sedangkan S&P 500 melemah 0,39%, dan Nasdaq Composite ambles 1,09%.
Investor mencari sinyal lebih lanjut dari bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) tentang kenaikan suku bunga di masa depan.
Saat ini, investor terus memantau pesan dari pejabat The Fed, setelah pekan lalu ketika mereka menilai kembali optimisme karena adanya kemungkinan perlambatan inflasi.
Namun, beberapa pejabat The Fed masih ada yang bernada hawkish dan menganggap bahwa melandainya inflasi pada Oktober lalu hanya bersifat sementara.
Pada Senin kemarin, Presiden The Fed Cleveland, Loretta Mester menegaskan kembali bahwa kenaikan suku bunga akan berlanjut, tetapi mungkin lebih kecil ke depannya.
Hari ini, investor kembali menantikan sinyal pejabat The Fed untuk mendapatkan lebih banyak informasi tentang jalur bank sentral ke depan ketika Presiden The Fed St. Louis, James Bullard pada pidatonya hari ini.
"Dengan 375 basis poin kenaikan suku bunga The Fed sejauh ini, kurva imbal hasil terbalik, lonjakan inflasi, dan harga komoditas masih menjadi bagian dari narasi, kita semua dapat menyimpulkan bahwa kita terlambat dalam siklus ekonomi," kata Liz Young, SoFi's kepala strategi investasi, mengatakan dalam sebuah catatannya.
Di lain sisi, pelaku pasar di AS cenderung konservatif jelang libur Hari Thanksgiving di AS, di mana perdagangan saham pada pekan ini di AS hanya berlangsung selama tiga hari yakni dari Senin hingga Rabu waktu setempat, sedangkan Kamis dan Jumat libur Hari Thanksgiving.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(chd/chd)