Cuan Batubara Luber, Laba RMK Energy (RMKE) Meroket 153,90%

Romys Binekasri, CNBC Indonesia
22 November 2022 09:35
Perusahaan pertambangan batu bara asal Sumatera Selatan, PT RMK Energy Tbk (RMKE) mencatatkan saham perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa ini, 7 Desember 2021.
Foto: Dokumentasi RMKE

Jakarta, CNBC Indonesia - PT RMK Energy Tbk (RMKE) mencatat laba bersih usaha yang meningkat 153,9% secara tahunan (year on year/yoy) menjadi Rp 296,37 miliar hingga kuartal III-2022. Capaian tersebut didorong oleh kenaikan pendapatan usaha yang naik sebesar 121,66% menjadi Rp 1,9 triliun.

Direktur Utama Perseroan Tony Saputra mengatakan, sari segmen pendapatan usaha dari penjualan batubara naik 160,02% hingga September 2022 menjadi Rp 1,52 triliun. Kenaikan pendapatan penjualan batubara ini didukung oleh kenaikan volume penjualan batubara yang meningkat sebesar 38,36% secara tahunan menjadi 1,62 juta ton hingga September 2022.

"Pendapatan tersebut memberikan kontribusi sebesar 79,53% ke total pendapatan Perseroan. Laba kotor berasal dari segmen penjualan batubara sebesar Rp 324,17 miliar atau meningkat sebesar 188,87% yoy dan berkontribusi sebesar 74,37% total laba kotor Perseroan," ujarnya dalam keterangan tertulis, Selasa (22/11/2022).

Dari segmen jasa batubara, hingga kuartal III perseroan membukukan pendapatan usaha sebesar Rp 389,94 miliar atau meningkat sebesar 40,91% secara tahunan. Kenaikan pendapatan penjualan batubara ini didukung oleh kenaikan volume jasa batubara yang meningkat sebesar 44,54% yoy.

Hingga September 2022 volume jasa batubara mencapai 5,46 juta ton atau meningkat sebesar 21,08% secara yoy. Pendapatan tersebut memberikan kontribusi sebesar 20,47% ke total pendapatan perseroan. Laba kotor berasal dari segmen jasa batubara sebesar Rp 111,72 miliar atau meningkat sebesar 39,51% secara yoy dan berkontribusi sebesar 25,63% total laba kotor.

"Kinerja keuangan Perseroan masih on track dan sesuai dengan harapan dan target manajemen. Secara rata-rata Perseroan telah mencapai 83,50% target keuangan tahun ini, hal tersebut didukung oleh kenaikan harga batubara dan meningkatnya volume kebutuhan batubara," ungkapnya.

Menurutnta, pihaknya optimistis kebutuhan batubara masih akan meningkat kedepannya untuk memenuhi kebutuhan energy security pada kondisi ekonomi global yang masih belum pulih sepenuhnya pasca pandemi dan kondisi geopolitik dunia.

Pada tahun ini, lanjutnya, perseroan telah berhasil mengimplementasikan strategi perusahaan dengan beroperasinya tambang batubara in-house PT Truba Bara Banyu Enim, stasiun muat Gunung Megang, serta Container Yard (CY) 3B Stasiun Simpang. Ketiga fasilitas tersebut menjadi pelengkap operasional yang kuat untuk RMK Energy secara Group.

"Ke depannya, Perseroan masih akan terus mengembangkan usaha dengan membangun hauling road yang terintegrasi dengan jalur kereta serta membuka peluang kolaborasi di sektor energi," tambah Tony.

Sementara, Direktur Operasional Perseroan, William Saputra juga menyampaikan, energy security menjadi peluang bagi perusahaan untuk memenuhi kebutuhan energi dalam negeri maupun luar negeri. Pada tahun ini Perseroan menargetkan angkutan batubara sebesar 7,82 juta ton dan telah tercapai 69,80%.

Untuk segmen penjualan batubara, perseroan menargetkan volume sebesar 2,26 juta ton di mana 50% target tersebut berasal dari tambang in-house PT Truba Bara Banyu Enim. Hingga September 2022, volume penjualan batubara telah mencapai 1,62 juta ton atau telah mencapai 71,78% target tahun ini.

Direktur Keuangan Perseroan Vincent Saputra juga menambahkan, tahun ini perusahaan menargetkan pendapatan usaha sebesar Rp 2,5 triliun dan laba usaha sebesar Rp 375,40 miliar, hingga September 2022 telah tercapai masing-masing sebesar 76,92% dan 78,95%.

"Pencapaian target tersebut mendukung Perseroan menjaga rasio keuangan EBITDA terhadap beban kewajiban, di atas ketentuan minimum credit covenant sebesar 19,68 kali," ucapnya.

Hingga kuartal III - 2022, Perseroan telah berhasil mengelola rasio-rasio keuangan di atas ketentuan minimum credit covenant. Perseroan mengurangi utang finansial sebesar 32,59% menjadi Rp 289,06 miliar sehingga mencapai rasio Debt to Equity (DER) sebesar 0,26 kali dan EBITDA rasio pada level 19,68 kali.

Perbaikan rasio keuangan ini juga didukung oleh peningkatan ekuitas Perseroan yang meningkat sebesar 36,92% secara yoy menjadi Rp1,10 triliun. "Arus kas Perseroan secara berkelanjutan juga masih sehat dengan kas dari operasi yang positif dan kas dari pembiayaan yang menurun." jelas Vincent.

"Manajemen Perseroan sangat mengapresiasi kepercayaan serta dukungan dari para investor, kreditur dan komunitas pasar modal kepada RMK Energy. Selanjutnya, Manajemen akan selalu berupaya untuk menjamin keberlangsungan usaha RMK Energy ke depannya," pungkasnya.


(ayh/ayh)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Alasan Dibalik Kongsian RMK Energy (RMKE) & Bukit Asam (PTBA)

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular