Analisis Teknikal

Investor Sibuk Nonton World Cup, IHSG Stagnan Lagi Nih?

Riset, CNBC Indonesia
22 November 2022 06:35
Karyawan melintas di samping layar elektronik yang menunjukkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (11/10/2022). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Karyawan melintas di samping layar elektronik yang menunjukkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (11/10/2022). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) harus mengakhiri perdagangan awal pekan ini dengan koreksi.

IHSG melemah 0,27% dan ditutup di 7.063,25 kemarin, Senin (21/11/2022). IHSG sempat tembus 7.107,32 di awal perdagangan. Namun setelah itu IHSG ambles ke zona merah dengan posisi terendah di 7.050,44.

Kendati IHSG melemah, mayoritas saham justru mengalami apresiasi. Statistik perdagangan mencatat ada 263 saham yang menguat, 251 saham melemah dan 194 saham stagnan.

Investor asing kembali keluar dari pasar saham kemarin. Di pasar reguler asing mencatatkan net sell sebesar Rp 151,26 miliar.

Pergerakan IHSG juga sejalan dengan mayoritas indeks saham Asia yang melemah. Hanya indeks Nikkei Jepang yang menguat 0,16%. Indeks Hang Seng Hong Kong memimpin pelemahan dengan koreksi 1,87%.

IHSG memang sedang bergerak sideways belakangan ini. Dalam sepekan terakhir, IHSG bergerak di rentang 6.956-7.107.

Analisis Teknikal

TeknikalFoto: Teknikal
Teknikal

Pergerakan IHSG dianalisis berdasarkan periode waktu harian (daily) dan menggunakan indikator Boillinger Band (BB) untuk menentukan area batas atas (resistance) dan batas bawah (support).

Jika melihat level penutupan IHSG dan indikator BB kemarin, indeks bergerak di rentang BB 7.051-7.116.

Pergerakan IHSG juga dilihat dengan indikator teknikal lain yaitu Relative Strength Index (RSI) yang mengukur momentum.

Perlu diketahui, RSI merupakan indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu.

Indikator RSI berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20. Posisi RSI berada di area 50.

Dilihat dari indikator lain yaitu Moving Average Convergence Divergence (MACD), garis EMA 12 tampak masih berimpit dengan EMA 26.

Melihat berbagai indikator teknikal yang ada, tampaknya IHSG masih akan cenderung sideways dalam waktu dekat di kisaran 7.000-7.100. Waspadai jika IHSG tembus 7.051 berpotensi turun ke support di 6.987.


(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article IHSG Balas Dendam, tapi Apa Kuat ke 7.000 Lagi?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular