
Jelang Akhir Pekan, Cek Saham Tercuan dan Terboncos Sesi I

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di zona hijau apresiasi 0,54% atau 38,07 poin, ke 7.083,06pada penutupan perdagangan sesi I, para pelaku pasar tengah mencermati kebijakan Bank Indonesia (BI) yang kemarin memutuskan menaikkan suku bunga acuannya ke 5,25%. Sementara, ada sentimen positif dari kinerja transaksi berjalan RI.
Nilai perdagangan tercatat turun ke Rp 5,8 triliun dengan melibatkan lebih dari 19 miliar saham yang berpindah tangan 719 kali.
Sementara itu, mayoritas saham siang ini terpantau masih mengalami penurunan.Statistik perdagangan mencatat ada 250 saham yang melemah dan hanya 222 saham yang mengalami kenaikan, serta sisanya sebanyak 214 saham stagnan.
Di tengah menguatnya IHSG siang ini, terdapat 5 saham yang tampil perkasa masuk jajarantop gainersdan 5 saham yang terkena aksi jual signifikan dan menjaditop losers
Berikut lima saham top gainers pada perdagangan sesi I siang ini, Jumat (18/11/2022).
1. PT Trimitra Prawara Goldland Tbk (ATAP), naik +19,78%, ke Rp 109/unit
2. Gunung Raja Paksi Tbk (GGRP), naik +18,63%, ke Rp 605/unit
3. PT Pelat Timah Nusantara Tbk (NIKL), naik +9,82%, ke Rp 895/unit
4. PT Indo Boga Sukses Tbk (IBOS), naik +9,52%, ke Rp 92/unit
5. PT Estee Gold Feet Tbk (IBOS), naik +9,52%, ke Rp 216/unit
Saham emiten properti Trimitra Prawara Goldland Tbk (ATAP) mampu menduduki sekaligus memimpin deretan top gainers pada perdagangan sesi I siang ini dengan nilai transaksi mencapai Rp 9,51 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 86,59 juta unit saham.
Pada perdagangan intraday hari ini, harga saham ATAP bergerak di rentang Rp 91-117/unit. Hingga istirahat siang, nilai kapitalisasi pasar saham ATAP mencapai Rp 136,25 miliar.
Jika melihat data perdagangan sejak perdagangan sejak perdagangan 7 November hingga Kamis (17/11/2022), saham ATAP tercatat hanya 1 kali menghijau, dengan 4 kali merah, dan 4 kali stagnan. Dengan ini saham ATAP masih mencatatkan kenaikan mencapai 18,48% sepekan dan melesat 32,93% sebulan terakhir.
Belum diketahui terkait kenaikan saham ATAP. Padahal emiten properti memang sangat sensitif dengan kenaikan suku bunga acuan karena selain banyak masyarakat Indonesia membeli rumah dengan fasilitas kredit KPR, secara struktur neraca keuangan perusahaan juga memiliki rasio utang yang cenderung tinggi.
Bank Indonesia (BI) kembali menaikkan suku bunga acuan BI 7 days reverse repo rate. Langkah ini diambil untuk menurunkan ekspektasi inflasi. Kini suku bunga acuan menjadi 5,25%. Suku bunga Deposit Facility sebesar 4,50%, dan suku bunga Lending Facility ada di 6%.
Namun jika menilik kinerja laporan keuangannya, ATAP mampu membukukan laba bersih sebesar Rp 231,23 juta per September 2022.
Selain beberapa saham menjadi top gainers, terdapat beberapa saham yang menjadi top losers, berikut 5 saham top losers pada sesi I siang ini, Jumat (18/11/2022).
1. PT Prima Alloy Steel Universal Tbk (PRAS), turun -6,99%, ke Rp 173/unit
2. PT Logindo Samudramakmur Tbk (LEAD), turun -6,96%, ke Rp 107/unit
3. PT Primarindo Asia Infrastructure Tbk (BIMA), turun -6,94%, ke Rp 161/unit
4. PT Damai Sejahtera Abadi Tbk (UFOE), turun -6,9%, ke Rp 324/unit
5. PT Bersama Zatta Jaya Tbk (ZATA), turun -6,82%, ke Rp 246/unit
Saham Prima Alloy Steel Universal Tbk (PRAS) menjadi emiten yang bercokol di daftartop loserspada perdagangan sesi I siang ini dengan nilai transaksi mencapai Rp 2,36 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 12,49 juta unit saham.
Pada perdagangan intraday hari ini, harga saham PRAS bergerak di rentang Rp 173-197/unit. Hingga istirahat siang, nilai kapitalisasi pasar saham PRAS mencapai Rp 121,28 miliar.
Jika melihat data perdagangan sejak perdagangan 7 November hingga Kamis (17/11/2022), saham PRAS tercatat 2 kali merah, dengan 2 kali menghijau, dan 5 kali stagnan. Dengan ini, saham PRAS sudah ambles 6,49% sepekan, dan turun 4,49% sebulan terakhir.
Pergerakan saham PRAS tak begitu signifikan diperkirakan karena terimbas tekanan ekonomi global. Saham-saham emiten otomotif dilego pelaku pasar karena lesunya permintaan, di mana kondisi ini sudah berlangsung dalam beberapa tahun terakhir.
Sejatinya penjualan yang lesu tidak hanya terjadi di Indonesia, tapi juga di seluruh dunia akibat imbas dari perang Rusia-Ukraina yang membuat perusahaan harus mengeluarkan kocek tebal.
Oleh sebab itu, jika melihat kinerja laporan keuangannya, PRAS masih mencatatkan rugi bersih sebesar Rp 31,88 miliar sepanjang semester I-2022. Itu sebabnya saham PRAS juga masih tercatat turun 31,89% secara year-on-year/yoy.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aum/aum)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Deretan Saham Paling Untung dan Paling Buntung Sepekan, Cek