Bedah Kebijakan BI: Suku Bunga Acuan Naik 1,75% Dalam 4 Bulan

Maesaroh, CNBC Indonesia
17 November 2022 17:45
Ilustrasi Dolar dan Rupiah.
Foto: Ilustrasi Dolar dan Rupiah. (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Ekonom Bank Danamon Irman Faiz memperkirakan BI masih akan agresif karena mengikuti kebijakan ketat The Fed. BI kemungkinan baru akan melonggarkan kebijakan jika FFR sudah berada di kisaran 4,75-5,00%.

"(Kemungkinan agresif) Ada lagi di Desember nanti. Tergantung dari reaksi market. Kami memperkirakan BI akan menaikkan suku bunga hingga 6,25%," tutur Irman, kepada CNBC Indonesia.

Irman menambahkan BI juga masih akan mengerek suku bunga secara agresif karena volatilitas rupiah diperkirakan akan meningkat jika The Fed kembali mengerek suku bunga acuan.

The Fed akan menggelar pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) pada 13-14 Desember mendatang. "Inflasi terus melandai jadi ini adalah momentum yang tepau bagi BI untuk menggunakan kemampuannya untuk mengembalikan rupiah ke level fundamentalnya," imbuh Irman.

Sebagai catatan, inflasi Indonesia melandai ke 5,71% (yoy) pada Oktober 2022, dari 5,95% pada September. Merujuk data Refinitiv, rupiah terpuruk sejak Oktober bahkan sempat melemah 0,51% pada pekan pertama November 2022.

Dalam sepekan terakhir, rupiah sebenarnya sudah menguat sebesar 0,2% terhadap dolar AS.  Namun, nilai tukar rupiah masih jauh lebih lemah dibandingkan pertengahan September yang masih di kisaran Rp 14.000.

Sementara itu, ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman memperkirakan BI hanya akan mengerek suku bunga acuan sebesar 25 bps pada Desember mendatang.  BI7DRR akan berada di level 5,50% pada akhir 2022.  Salah satu faktor kenaikan BI7DRR lebih rendah pada Desember adalah melandainya inflasi.

"Dari faktor eksternal, kemungkinan FFR juga mulai dinaikkan dengan rate yang lebih rendah atau di bawah 75 bps," ujar Faisal.

Bank Mandiri memperkirakan suku bunga acuan BI akan naik hingga ke level 5,75% pada 2023.

Ekonom BNI Sekuritas Damhuri Nasution mengatakan BI seharusnya tidak perlu seagresif saat ini. Pasalnya, inflasi sudah jauh terkendali. Real interest rate antara Surat Berharga Negara dengan US Treasury juga sudah berada level historisnya yakni sekitar 3%. The Fed kemungkinan juga akan mulai melonggarkan kebijakan moneter dengan menaikkan suku bunga di bawah 75 bps pada Desember.

"Tampaknya BI pengen memastikan imbal hasil di Indonesia jauh lebih menarik sehingga rupiahnya diharapkan lebih aman," tutur Damhuri.

TIM RISET CNCB INDONESIA

(mae/mae)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular