Suku Bunga Acuan Naik Lagi, Apa Kabar Bunga Kredit Bank?

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) masih agresif dalam menaikkan suku bunga acuan BI 7 Days Repo Rate (BI-7DRR) sejak empat bulan terakhir. Lantas, bagaimana efeknya terhadap bunga kredit?
Gubernur BI Perry Warjiyo mengumumkan, berdasarkan Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada 16-17 November memutuskan untuk menaikkan BI-7DRR sebesar 50 basis poin (bps) menjadi 5,25%, suku bunga deposit facility menjadi 4,5%, dan suku bunga lending facility menjadi 6%.
Kendati demikian, kata Perry transmisi kenaikan suku bunga terhadap suku bunga kredit bank masih terbatas.
"Transmisi kenaikan suku bunga kebijakan mendorong peningkatan suku bunga di pasar uang, sementara kenaikan suku bunga perbankan terbatas," jelas Perry dalam konferensi pers, Kamis (17/11/2022).
Selain itu, kata Perry kenaikan suku bunga perbankan, baik suku bunga dana maupun suku bunga kredit, lebih terbatas.
Suku bunga deposito satu bulan pada Oktober 2022 naik menjadi 3,4% dari 2,89% pada Juli 2022, sementara suku bunga kredit Oktober 2022 meningkat terbatas menjadi 9,09% dari 8,94% pada Juli 2022.
"Masih terbatasnya kenaikan suku bunga tersebut seiring dengan likuiditas yang masih longgar yang memperpanjang efek tunda (lag effect) transmisi suku bunga kebijakan pada suku bunga dana dan kredit," jelas Perry.
Adapun intermediasi perbankan melanjutkan perbaikan dan mendukung pemulihan ekonomi.
Pertumbuhan kredit pada Oktober 2022 tercatat sebesar 11,95% (yoy), ditopang oleh peningkatan di seluruh jenis kredit dan hampir seluruh sektor ekonomi.
Pemulihan intermediasi juga terjadi pada perbankan syariah, dengan pertumbuhan pembiayaan sebesar 18,4% (yoy).
Dari sisi penawaran, berlanjutnya perbaikan intermediasi perbankan didukung oleh standar penyaluran kredit yang tetap longgar, seiring dengan membaiknya appetite perbankan dalam penyaluran kredit terutama di sektor industri, perdagangan dan pertanian.
Dari sisi permintaan, peningkatan intermediasi ditopang oleh pemulihan kinerja korporasi dan rumah tangga yang terus berlanjut.
"Kinerja korporasi tercermin dari perbaikan kemampuan membayar, tingkat penjualan, dan belanja modal, terutama di sektor pertambangan dan perdagangan," jelas Perry.
Adapun kinerja rumah tangga tercermin dari konsumsi dan investasi rumah tangga yang membaik sejalan dengan optimisme konsumen.
Di segmen UMKM, pertumbuhan kredit UMKM pada Oktober 2022 tercatat sebesar 17,50% (year on year/yoy).
"Ke depan, Bank Indonesia terus mencermati berbagai risiko makroekonomi domestik dan global yang dapat menghambat kinerja sistem keuangan, serta memperkuat sinergi dengan KSSK dalam rangka menjaga stabilitas sistem keuangan," jelas Perry.
[Gambas:Video CNBC]
Sstt..!! Bos BI Mulai Tebar 'Kode' Kenaikan Suku Bunga Acuan
(cap/cap)