CNBC Indonesia Research
Warren Buffett Beli Saham Teknologi! Begini Toh Jeroan-nya

Jakarta, CNBC Indonesia - Investor kawakan penganut strategi value investing, Warren Buffett belum lama ini dilaporkan membeli saham teknologi yaitu Taiwan Semiconductor Manufacturing Co (TSMC) dengan nilai miliaran dolar AS.
Investor yang kini berusia 92 tahun tersebut, lewat perusahaannya yaitu Berksire Hathaway membeli saham TSMC lewat American Depository Receipt sebanyak 60 juta yang ditaksir senilai dengan US$ 5,1 miliar. Dengan asumsi kurs Rp 15.500/US$, nilai investasi tersebut setara dengan Rp 79,1 triliun.
Asal tahu saja kalau TSMC merupakan perusahaan yang membuat semikonduktor dan menjualnya ke perusahaa-perusahaan teknologi AS seperti Nvidia Corp, Qualcom Inc dan bahkan Apple Inc sebagai salah satu portofolio saham paling besar yang dimiliki oleh perusahaan investasi milik Warren Buffett tersebut.
Nilai investasi yang jumbo serta sektor teknologi lah yang membuat manuver Warren Buffett ini mendapat perhatian publik, pasalnya tidak seperti investor lain misalnya Cathie Wood yang bullish terhadap sektor teknologi, Warren Buffett terkenal masih cukup konservatif dalam berinvestasi.
Lantas seperti apa sebenarnya jeroan TSMC sampai-sampai sang 'suhu' Warren Buffett sampai kepincut membeli?
Fakta pertama yang membuat Warren Buffett kepincut adalah harga saham telah turun drastis. Harga saham TSMC sempat drop 40% dari awal tahun hingga 25 Oktober 2022. Namun setelah itu harganya rebound. Kendati menguat tetapi harga saham TSMC masih terkoreksi nyaris 21% dibanding awal tahun.
Alasan kedua mengapa Warren Buffett tertarik dengan saham TSMC adalah kinerja dan fundamentalnya yang oke.
Dari sisi top line, pendapatan TSMC tumbuh nyaris 50% year on year (yoy) menjadi TWD 613 miliar pada kuartal III-2022, atau setara dengan Rp 307,8 triliun.
Menariknya, meski bergerak di sektor manufaktur, TSMC memiliki marjin yang besar. Tengok saja marjin laba kotor perusahaan yang mencapai 60,4%, marjin laba operasi 50,6% dan marjin laba bersih 45,8%. Artinya perusahaan ini sangat efisien.
Laba bersih TSMC juga tumbuh 79,7% yoy menjadi TWD 280,87 miliar pada kuartal III-2022. Dengan pertumbuhan laba yang signifikan, return on equity (ROE) atau imbal hasil dari laba terhadap modal perusahaan mencapai 42,9%. Secara sederhana hal ini dapat diartikan ketika seseorang membangun bisnis dengan modal Rp 1 juta keuntungannya bisa sampai Rp 429 ribu.
Secara valuasi, TSMC juga relatif terdiskon dibandingkan dengan pesaingnya di industri sejenis. Mengacu pada data valuasi forward multiples Revinitif, harga saham TSMC ditransaksikan dengan harga relatif terdiskon.
Valuasi Forward 12 Bulan | Keterangan | Unit | TSMC | Median Industri |
PER | Harga saham terhadap laba | Kali | 12.74 | 15.26 |
EV/EBITDA | Nilai perusahaan terhadap laba | Kali | 7.02 | 8.74 |
P/CF | Harga saham terhadap arus kas perusahaan | Kali | 8.13 | 11.61 |
Dividend Yield | Imbal hasil dividen terhadap harga saham | Persen | 2.71 | 1.5 |
Sumber: Refinitiv
Jika mengacu pada valuasi, memang saham TSMC relatif terdiskon dari sisi kemampuan mencetak laba karena memang marjin yang besar.
Selain itu dari sisi arus kas perusahaan juga unggul. Bayangkan saja nilai arus kas bebas perusahaan pada kuartal III-2022 mencapai TWD 146,73 miliar sedangkan kas dan aset likuidnya mencapai hampir TWD1,5 triliun.
Struktur permodalan yang kuat ditunjukkan dengan debt to equity ratio yang hanya 0,69 kali. Artinya proporsi kewajiban perusahaan hanya 69% dari modalnya.
Menariknya lagi dengan marjin yang besar, permodalan kuat dan arus kas yang sehat, TSMC juga membagikan dividen kepada pemegang sahamnya. Bahkan imbal hasil dividennya lebih tinggi dari kompetitorya di industri.
Wajar saja saham TSMC diborong Warren Buffett karena setidaknya beberapa kriteria terpenuhi yaitu fundamental bagus terbukti dari pertumbuhan bisnis, positioning di pasar, marjin yang besar, modal yang kuat dan arus kas yang sehat. Di saat yang sama harga sahamnya sedang anjlok sehingga membuat valuasinya terdiskon. Inilah strategi value investing sebenarnya yang diterapkan Warren Buffett.
[Gambas:Video CNBC]
Sempat Menguat di Sesi 1, IHSG Hari Ini Ditutup Melemah
(trp/trp)