
Krisis FTX Diisukan Sejak Kuartal II, Masih Aman Main Kripto?

Kepala Penelitian dan Pengembangan CoinMetrics, Lucas Nuzzi mengatakan bahwa penelitiannya menunjukkan Alameda sejatinya telah mengalami krisis pada kuartal II-2022, bersama dengan sejumlah perusahaan kripto lainnya termasuk hedge fund kripto Three Arrows Capital (3AC).
Namun, FTX dan Alameda mengklaim bahwa mereka masih dapat bertahan meski banyak perusahaan kripto terguncang.
Bahkan, FTX masih sempat memberikan bantuan kepada beberapa perusahaan kripto yang dilanda krisis akibat kasus 3AC. Beberapa perusahaan tersebut yakni BlockFi dan Voyager Digital.
Namun, hanya BlockFi saja yang masih bertahan hingga kini, sedangkan Voyager telah mengajukan kebangkrutan pada awal September lalu.
Nuzzi membuat hipotesis yang menarik berdasarkan data on-chain. Alameda disebut bisa bertahan dalam crash kripto yang kedua kalinya saat itu, dipicu oleh kehancuran proyek Terra pada Mei lalu, hanya karena mampu mengamankan pendanaan dari FTX.
Nuzzi menjelaskan bahwa Alameda menggunakan jaminan (collateral) sebesar 173 juta token FTT yang dijaminkan untuk vesting 4 bulan kemudian.
Sebagai informasi, vesting merupakan proses 'memegang', 'mengunci', dan 'melepaskan' suatu token dalam periode waktu tertentu dengan mengandalkan smart contract. Sekitar 173 juta token FTT aktif secara on-chain.
"Saya menemukan bukti bahwa FTX mungkin telah memberikan bailout atau dana talangan besar-besaran untuk Alameda pada kuartal II-2022 yang sekarang kembali menghantui mereka. 40 hari yang lalu, 173 juta native token FTX yaitu FTT senilai lebih dari US$ 4 miliar menjadi aktif secara on-chain," tulis Lucas Nuzzi dalam Twitternya.
Pada 28 September lalu, senilai lebih dari US$ 8,6 miliar FTT dipindahkan secara on-chain. Sejauh ini, perpindahan tersebut adalah pergerakan harian token FTT terbesar dalam keberadaan token itu. Selain itu, juga merupakan salah satu pergerakan harian token standar ERC-20 terbesar yang pernah dicatat oleh CoinMetrics.
CoinMetrics menemukan transaksi aneh yang berinteraksi dengan kontrak dari initial coin offering (ICO) token FTT. Kontrak pada tahun 2019 ini 'secara otomatis' merilis 173 juta FTT dari ICO token itu. Penerima token FTT senilai US$ 4,19 miliar itu disebut tidak lain adalah Alameda Research.
Perwakilan CoinMetrics ini menyebut bahwa Alameda dan FTX secara intrinsik terhubung sejak hari pertama dan Alameda jelas berpartisipasi dalam ICO FTX.
Namun, yang terjadi selanjutnya menarik. Alameda kemudian mengirimkan seluruh saldo tersebut ke alamat kreator token FTT ERC-20, yang disebut dikendalikan oleh seseorang di FTX.
Dengan kata lain, Alameda melakukan auto-vesting token FTT senilai US$ 4,19 miliar hanya untuk segera mengirimkannya kembali ke FTX.
"Inilah yang saya pikir terjadi. Alameda meledak pada kuartal II-2022 bersama dengan 3AC dan perusahaan kripto terdampak lainnya. Alameda hanya bertahan karena mampu mengamankan pendanaan dari FTX menggunakan sebagai collateral 173 juta FTT yang dijaminkan untuk vested 4 bulan kemudian. Setelah diberikan, semua token dikirim kembali sebagai pembayaran," jelas Lucas Nuzzi.
Dia mengingatkan bahwa kontrak vesting ICO FTT itu secara otomatis. Seandainya FTX membiarkan Alameda meledak pada Mei lalu, keruntuhan mereka akan memastikan likuidasi berikutnya dari semua token FTT yang dijadwalkan diberikan pada bulan September 2022. Itu akan sangat buruk bagi FTX. Jadi, mereka harus menemukan cara untuk menghindari skenario ini.
(chd/chd)